Sabtu, 15 Januari 2011

Selamatkanlah Masjid Kami!

Hari Kamis (6/1) dan Jum’at (7/1), musibah melanda masjid kami, Masjid An-Nur Sidorejo, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, DIY.Menyusul hujan deras yang mengguyur kawasan kami, tebing di depan masjid menjadi LONGSOR. Akibatnya talud sepanjang lebih dari 36 meter (setinggi 11 meter) yang selama ini menjadi pengaman bagi keberadaan masjid An-Nur pun ambrol.

Di bagian utara (tempat wudhu dan dapur), jarak longsor dengan bangunan bahkan tinggal setengah meter, sehingga, jika ada longsor susulan, --bukan tidak mungkin--bangunan itu pun akan ROBOH.

Sejak longsornya talud itu, kami, jamaah dan masyarakat di sekitar masjid terus merasa WAS-WAS. Apalagi, hujan deras masih terus terjadi dan mengguyur kawasan kami. Khawatir akan terjadi longsor susulan, sehingga,bangunan utama masjid pun menjadi roboh.

Jika hal itu terjadi, masyarakat -terutama kaum muslim- di Sidorejo, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul terancam akan KEHILANGAN TEMPAT BERIBADAH. Tempat berpasrah dan menyerahkan diri pada Yang MahaKuasa. Allah SWT. Tempat menegakkan ajaran agama Islam.

Haruskah hal itu terjadi? padahal, untuk memperbaiki atau membangun kembali talud tersebut, kami tidak punya cukup dana. Hanya doa yang bisa kami panjatkan : YA ALLAH, SELAMATKANLAH RUMAH-MU.. SELAMATKANLAH MASJID KAMI..

Hingga kini, kami hanya bisa melakukan langkah penanggulangan dengan seadanya, terutama untuk menanggulangi agar longsor susulan tidak merobohkan masjid kami. Kami sangat berharap dukungan dan bantuan berbagai pihak –dalam bentuk apapun--, agar talud tersebut bisa segera dibangun kembali. Sehingga, masjid kami bisaterselamatkan dan kami pun bisa kembali tenang menjalankan ibadah sebagai umat muslim.

Jika anda terketuk untuk membantu menyelamatkan rumah Allah tersebut, bantuan bisa disalurkan ke :

Panitia Pembangunan Talud/ Rehabilitasi Bencana Alam
Masjid An-NurSidorejo, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, DIY.

Sekretariat : Masjid An-NurSidorejo, Ngestiharjo, Kasihan. Bantul 55182.
CP: AtmamWinarto (0811258164), S JokoYuwono (081328198630), WiwikSusilo (08122768292).

atau ke :


Nomor Rekening : BCA NO. 169.180.6869 a/n Atmam Winarto Atau Rek. Bank Mandiri No. 1370004394157 a/n Atmam Winarto

Terimakasih atas perhatian dan dukungannya. Semoga menjadi amal ibadah kita semua dan mendapat balasan setimpal dari Allah SWT. Amien.





Panitia Pembangunan Talud/ Rehabilitasi Bencana Alam
Masjid An-Nur Sidorejo, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, DIY
Ir. Atmam Winarto (Ketua)/0811258164
Wiwik Susilo (Sekretaris)/08122768292
Sekretariat: Masjid An-NurSidorejo, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul 55182
Email: wiwiksa@yahoo.com, info lengkap : http://www.saveourmosque.blogspot.com












Dalil-dalil tentang Masjid

I. Ayat-ayat Al-Quran tentang mesjid

Harap dilihat misalnya Al-Baqara 18, Al-Baqara 114, dan Aj-Jin 18.

II. Bumi ini adalah mesjid

II.1 HSR Bukhari

JU'ILAT LIYA-L-ARDhU MASJIDAN WA ThAHURAN WA AYYUMA RAJULIN MIN UMMATII ADRAKATHU-Sh-ShALAATU FALYUShALLII

"Bumi itu telah dijadikan bagiku mesjid dan pembersih. Barang siapa dari umatku mendapat waktu shalat, hendaklah dia shalat [di situ]."

II.2 HR Abu Dawud

JU'ILAT LIYA-L-ARDhU ThAHURAN WA MASJIDAN

"Telah dijadikan bagiku bumi sebagai pembersih dan mesjid."

III. Pahala mendirikan mesjid

III.1 HSR Bukhari dan Muslim

MAN BANA MASJIDAN YABTAGhII BIHI WAJHAL-LAAHI BANAL-LAAHU LAHU MITsLAHU FI-L-JANNATI

"Barangsiapa mendirikan mesjid karena Allah, pasti Allah dirikan baginya satu rumah yang sepadan di surga."

III.2 HR Ahmad

MAN BANA MASJIDAN WALAU KAMAFHAShI QAThAATIN LIYABDhiHAA BANAL-LAAHU LAHU BAYTAN FI-L-JANNATI

"Barangsiapa mendirikan satu mesjid, walaupun sebesar lubang yang digali oleh burung ayam untuk bertelur, pasti Allah mendirikan untuknya satu rumah yang sepadan di surga."

IV. Mendirikan mesjid di atas kuburan

IV.1 HSR Bukhari

LA'NATUL-LAAHI 'ALAA-L-YAHUUDI WA-N-NAShAARA ITTAKhADzUU QUBUURA ANBIYAAIHIM MASAAJIDA

"Laknat Allah atas Yahudi dan Nashara! Mereka menjadikan kuburan Nabi-nabi sebagai tempat ibadah."

IV.2 HSR Bukhari

INNA ULAAIKA IDzAA KAANA FIIHIMU-R-RAJULU-Sh-ShAALIHU FAMAATA BANAU 'ALAA QABRIHI MASJIDAN WA ShAWWARUU FIIHI TILKA-Sh-ShuWARA FA-ULAAIKA SyiRAARU-L-KhALQI 'INDA-L-LAAHI YAUMA-L-QIYAAMATI

"Sesungguhnya [Yahudi dan Nashara,] apabila mati seorang shaleh dari mereka, mereka mendirikan satu tempat ibadah di atas kuburannya, dan mereka buat si sana patungnya. Mereka itu dalam pandangan Allah sejahat-jahat makhluk di hari kiamat."

IV.3 HR Abu Dawud

QAALA ANASUN: KAANA MAUDhI'U-L-MASJIDI HAAIThAN LIBANII-N-NAJJAARI FIIHI JARTsUN WA NAKhLUN WA QUBURU-L-MUSyRIKIINA FAQAALA RASUULU-L-LAAHI Sh.: TsAAMINUUNII BIHI! FAQAALU: LAA NABGhII BIHI TsAMANAN. FAQAThA'A-N-NAKhLA WA SAWWA-L-HARTsA WA NABASyA QUBUURA-L-MUSyRIKIINA

Berkata Anas: "Bumi mesjid [Nabi] asalnya kebun milik Bani Najjar. Di sana ada ladang, pohon kurma, dan kuburan kaum musyrikin. Maka Rasulullah saw bersabda: "Tetapkanlah harganya bagiku!" Mereka menjawab: 'Kami tidak mau harganya.' Lalu Rasulullah saw. memotong pohon-pohon kurma, meratakan ladangnya, dan menggali kuburan kaum musyrikin."

IV.4 HSR Abu Dawud

'AN 'UTsMAANA BIN ABI-L-'AASh: ANNA-N-NABIYYA Sh. AMARAHU AN YAJ'ALA MASJIDA-Th-ThAAIFI HAITsU KAANA ThAWAAGhITUHUM

Dari 'Utsman bin 'Abil-'Ash: Rasulullah saw. memerintahkan dia mendirikan mesjid Thaif di tempat bekas berhala [kaum musyrkin].

V. Dilarang menghiasi dan bermegah-megah dengan mesjid

V.1 HSR Abu Dawud

LAA TAQUUMU-S-SAA'ATU HATTAA YATABAAHA-N-NAASU FI-L-MASAAJIDI

Tidak akan datang saat [kiamat] sebelum orang bermegah-megah dengan mesjid. [Catatan: maksudnya tentu "Salah satu tanda akan datangnya kiamat ialah ketika orang mendirikan mesjid dengan niat hanya untuk bermegah-megahan."]

V.2 HSR Abu Dawud

QAALA RASUULU-L-LAAHI Sh.: MAA UMIRTU BITASyYIIDI-L-MASAAJIDI. QAALA-BNU 'ABBAASIN: LATUJAKhRIFUNNAHAA KAMAA ZAKhRAFATHA-L-YAHUUDU WA-N-NAShAARA

Berkata Rasulullah saw: "Aku tidak memerintahkan mementerengkan mesjid." Kata 'Ibnu 'Abbas: "[Yang beliau larang ialah] jika kamu menghiasnya seperti Yahudi dan Nashara."

VI. Adab di mesjid

VI.1 HR Al-Hakim

QAALA ANNASUN: MINA-S-SUNNATI IDzAA DAKhALTA-L-MASJIDA ANTABADA ABIRIJLIKA-L-YUMNA WA IDzAA KhARAJTA ANTABADA ABIRIJLIKA-L-YUSRA

Berkata Anas: Menurut sunnah [Nabi] apabila masuk mesjid hendaklah engkau mulai dengan kaki kanan, dan apabila keluar mesjid hendaklah engkau mulai dengan kaki kiri.

VI.2 R Bukhari

KAANA-BNU 'UMARA YABDA UBIRIJLIHI-L-YUMNA

Ibnu 'Umar masuk mesjid dengan kaki kanan dan keluar dengan kaki kiri.

VI.3 HSR Ahmad dan Muslim

IDzAA DAKhALA AHADUKUMU-L-MASJIDA FALYAQUL: ALLAAHUMMA-FTAH LANAA ABWAABA RAHMATIKA, WA IDzAA KhARAJA FALYAQUL: ALLAAHUMMA INNII ASALUKA MIN FADhLIKA

"Apabila seseorang diantaramu masuk mesjid hendaklah ia mengucapkan: "Ya Allah, bukakanlah bagi kami pintu rahmatMu!" dan apabila keluar: "Ya Allah, aku memohon sebagian dari karuniaMu!"

VI.4 HSR Bukhari dan Muslim

IDzAA DAKhALA AHADUKUMU-L-MASJIDA FALYARKA' RAK'ATAINI QABLA ANYAJLISA

"Apabila seseorang diantara kalian masuk mesjid, hendaklah ia shalat dua rakaat sebelum ia duduk."

VI.5 HSR Bukhari

QAALA KA'BUN: KAANA-N-NABIYYU Sh. IDzAA QADIMA MINA-S-SAFARI BADA ABI-L-MASJIDI FAShALLA FIIHI

Berkata Ka'b: Apabila Nabi saw. kembali dari pelayaran, beliau ke mesjid dahulu, dan shalat di sana.

VI.6 HR Ahmad

IDzAA KUNTUM FII MASJIDIN FANUUDIYA BI-Sh-ShALATI FALAA YAKhRUJ AHADUKUM HATTAA YUShALLIYA

"Bila kamu di dalam mesjid, lalu dikumandangkan adzan, janganlah seorang dari kalian keluar mesjid sebelum dia shalat."

VI.7 SR Muslim dan lainnya

QAALA ABU-Sy-SyA'TsAAI: KhARAJA RAJULUN MINA-L-MASJIDI BA'DA MAA UDzINNA FIIHI FAQAALA ABU HURAIRATA: AMMAA HAADzAA FAQAD 'AShAA ABA-L-QASIMI Sh.

Berkata Abu Sya'tsa': Seorang laki-laki pernah keluar dari mesjid sesudah berbunyi adzan, maka Abu Hurairah berkata: "Orang ini durhaka pada Abul Qasim saw. [Nabi]."

VI.8 HSR Bukhari

MAN MARRA FII SyAI-IN MIN MASAAJIDINAA AU ASWAAQINAA BINABLIN FALYAKhuDz 'ALAA NAShAALIHAA LAA YA'QIRU BIKAFFIHI MUSLIMAN

"Barang siapa berjalan di salah satu mesjid kami atau di pasar-pasar kami dengan membawa panah, hendaklah ia jaga tajamnya agar dia tidak melukai seorang muslim."

VI.9 SR Bukhari

QAALA 'AMRUN: INNA RAJULAN MARRA FI-L-MASJIDI BI-ASHUMIN QAD ABDAA UShUULAHAA FA-AMARA-N-NABIYYU Sh. AN YA'KhuDzA BI-NUShUULIHAA KAILAA YAKhDISyA MUSLIMAN

Berkata 'Amr: Seorang laki-laki pernah berjalan di dalam mesjid dengan membawa panah yang keluar ujungnya yang tajam, makan Nabi saw. menyuruhnya menjaga ujung tajamnya itu agar tidak melukai muslim lain.

VII Kegiatan selain shalat di dalam mesjid

VII.1 SR Bukhari dan Muslim

QAALA 'ABDULLAAHI-BNU ZAIDI BIN 'AAShIMIN: RAITU RASUULALLAAHI Sh. MUSTALQIYAN FI-L-MASJIDI WAADhI'AN IHDA RIJLAIHI 'ALA-L-UKhRAA

Berkata 'Abdullah bin Zaid bin 'Ashim: Saya pernah lihat Rasulullah saw. berbaring terlentang dalam mesjid dengan menaruh satu kaki dia atas kaki yang lain.

VII.2 SR Bukhari

QAALAT 'AAISyATU: LAQAD ARAITU RASUULALLAAHI Sh. YAUMAN FII BAABI MUJRATII WA-L-HABASyATU YAL'ABUUNA FI-L-MASJIDI WA RASUULULLAAHI Sh. YASTURUNII BIRIDAAIHI ANZhURU ILAA LI'BIHIM

Berkata 'Aisyah: Sesungguhnya suatu hari aku melihat Rasulullah saw. di pintu kamarku, sementara orang-orang Habasyah bermain [senjata tajam] di dalam mesjid, dan Rasulullah saw. melindungiku dengan selendanganya di waktu aku melihat permainan itu. (Catatan: permainan ini tentu dilangsungkan ketika tidak ada yang shalat di dalam mesjid.)

VII.3 HR Abu Dawud

QAALA RASUULULLAAHI Sh.: HAL MINKUM AHADUN ATh'AMA-L-YAUMA MISKIINAN? FAQAALA ABUU BAKRIN: DAKhALTU-L-MASJIDA FAIDzAA ANA BISAAILIN YAS-ALU FAWAJADTU KISRATA KhUBZIN BAINA YADAI 'ABDI-R-RAHMAANI FA-AKhADzTUHAA FADA FA'TUHAA ILAIHI

Bertanya Rasulullah saw.: "Sudahkah seorang di antara kalian memberi makan seorang miskin hari ini?" Abu Bakar menjawab: "Saya tadi masuk mesjid, lalu berjumpa dengan seorang yang minta sedekah. Saya lihat di hadapan [anak saya] 'Abdurrahman sekeping roti, maka saya ambil dan berikan kepadanya."

VII.4 HR Ibnu Majah

QAALA 'ABDULLAAHI-BNU-L-HARTsI: KAANA NA-KULU 'ALAA 'AHDU RASUULILLAHI Sh. FI-L-MASJIDI-L-KhUBZA WA-L-LAHMA

Berkata 'Abdullah bin Al-Harits: Kami biasa makan roti dan daging di zaman Rasulullah saw. di dalam mesjid.

VII.5 SR Bukhari

'AN 'ABDILLAAHI-BNI 'UMARA: ANNAHU KAANA YANAAMU WA HUWA SyAABBUN 'AZBAUN LAA AHLA LAHU FII MASJIDI RASUULILLAAHI Sh.

Dari 'Abdullah bin 'Umar: Sesungguhnya ketika ia masih muda dan lajang, tak beristeri, ia tidur di mesjid Rasulullah saw.

VII.6 SR Bukhari dan Muslim

QAALAT 'AAISyATU: INNA WALIIDATAN SAUDAA-A KAANA LAHAA KhiBAAUN FI-L-MASJIDI FAKAANAT TA-TIINII FATAHADDATsU 'INDII

Berkata 'Aisyah: Sesungguhnya seorang budak hitam mempunyai kemah di dalam mesjid. Ia biasa datang dan berbincang-bincang denganku. (Catatan: mesjid di zaman Nabi masih berlantaikan tanah, hanya mempunyai pembatas, dan belum beratap. Lihat juga riwayat di bawah ini.)

VII.7 SR Bukhari dan Muslim

QAALAT 'AAISyATU: UShiBA SA'DUN BNU MU'AADzIN YAUMA-L-KhANDAQI FI-L-AKHALI FADhARABA-N-NABIYYU Sh. KhAIMATAN FI-L-MASJIDI LIYA'UUDAHU MIN QARIIBIN

Berkata 'Aisyah: Sa'ad bin Mu'adz pernah terluka dalam perang Khandaq di urat darah tangannya, maka Rasulullah saw. mendirikan satu kemah baginya di dalam mesjid, agar beliau dapat melawatnya dari dekat.

(dikutip dari http://media.isnet.org)

Mencintai dan Mengembalikan "Fungsi Cinta" Masjid

Bismilahirrahmanirrahiim

Hanyalah yang memakmurkan mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapa pun) selain kepada Allah,
maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang
yang mendapat petunjuk. (Al Quran Al Karim Surah Al Taubah ayat 18)

Bukan tanpa alasan, Rasulullah saw langsung mendirikan masjid ketika
tiba di Madinah. Bahkan sejarah mencatat bahwa sebelum tiba di
Madinah-pun, tatkala singgah di Quba, hal pertama yang didirikan oleh
Rasulullah saw adalah Masjid.

Dengan indah, Syaikh Shaffiyur Rahman Mubarakfury menggambarkan masjid
Nabawy yang didirikan oleh Rasulullah saw setibanya beliau di Madinah :

"Masjid itu bukan sekedar tempat untuk melaksanakan sholat semata, tapi
juga merupakan sekolahan bagi orang-orang Muslim untuk menerima
pengajaran Islam dan bimbingan-bimbingannya, sebagai balai pertemuan dan
tempat untuk mempersatukan berbagai unsur kekabilahan dan sisa-sisa
pengaruh perselisihan semasa Jahiliyah, sebagai tempat untuk mengatur
segala urusan dan sekaligus sebagai gedung parlemen untuk bermusyawarah
dan menjalankan roda pemerintahan." (Sirah Nabawiyah)

Dimulai dari masjid inilah kemudian, sejarah juga mencatat, Rasulullah
saw mempersaudarakan orang-orang Muslim. Dan inilah aplikasi yang hendak
diajarkan oleh Ilahi lewat ayat-Nya :

Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat
berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian
maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim
dan Ismail: "Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, yang
iktikaf, yang rukuk dan yang sujud". (Al Quran Al Karim Surah Al Baqarah
125)

Ayat tersebut menunjukkan kepada kita bahwa setidaknya ada 3 (tiga)
fungsi masjid :

1. Tempat berkumpul bagi manusia
2. Tempat yang aman
3. Tempat shalat

Secara sunatullah, Fungsi pertama jika fungsi kedua juga tercapai. Dan
Insya Allah jika fungsi pertama tercapai, fungsi ketiga lebih mudah pula
untuk tercapai.

Rasa aman di masjid, rasa tenteram di masjid, hanya bisa hadir jika para
penghuninya, para pengurusnya memiliki rasa kasih sayang, rasa CINTA.

Tanpa itu, masjid akan kehilangan fungsinya. Seperti `kritik' yang
disampaikan oleh Allah dalam firman-Nya tentang masjid Dhirar :

Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan
mesjid untuk menimbulkan kemudaratan (pada orang-orang mukmin), untuk
kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta
menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya
sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki
selain kebaikan." Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu
adalah pendusta (dalam sumpahnya). (Al Quran Al Karim Surah Al Taubah
ayat 107)

Dan salah satu cermin kasih sayang adalah kelembutan akhlaq yang
dicerminkan oleh kehalusan budi bahasa, kehalusan akhlaq dan kehalusan
da'wah.

Kembali Mencintai dan Mengembalikan `Fungsi Cinta' Masjid itulah yang
diharapkan dapat disumbangkan dari kegiatan-kegiatan edukasi dan budaya
di sebuah masjid.

Kehadiran lembaga pendidikan dan kebudayaan di sebuah masjid sebagai
sentra kegiatan keummatan tampaknya harus mulai kita rintis di saat-saat
ini, sebagai pelengkap dan penyeimbang metode da'wah, di saat banyak
pihak menikmati romantika pendekatan politik dalam da'wah.

Mudah-mudahan apa yang dilakukan oleh Team Penerbitan Rumah Ilmu
Indonesia menggelar road show Buku "Ada Cinta di Masjidku" menjadi salah
satu upaya untuk mencapai hal itu.

Insya Allah.

Laa Haula wa Laa Quwwata ila Billah

*) artikel ini dikutip dari http://old.nabble.com/ dan ditulis oleh : Reza Ervani
*) Penulis adalah penyusun buku "Ada Cinta di Masjidku, dapat dihubungi
via email : reza@... atau via phone/SMS di 0818 42 53 42;
*) komunitas pembaca tulisan penulis dapat dikunjungi di :
http://groups.yahoo.com/group/rezaervani


Disusun untuk Acara Bedah Buku "Ada Cinta di Masjidku"
Masjid Al Asyari UNISBA, Jln. Taman Sari No. 1 Bandung - Jawa Barat
bersama :

1. Adhitya Purana (Direktur Rumah Ilmu Indonesia Publishing)
2. Mif Baihaqi (Ketua Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan
Indonesia)
3. Ustadz Fuad Muhsin (MQTV)
Moderator : Argiantara, Ph.D

Terbitan Rumah Ilmu Indonesia Publishing
Jln. Ir. H. Djuanda, Gg. Abah Iri No. 278 C (Sebelah Masjid Nurul Huda)
Dago Bandung 40135
Email : penerbitan@...
www.rumahilmuindonesia.net

Staf Representatif :
Adhitya Purana – 085 624 185 531
Oonie Intan – 0813 212 90770

Selamatkanlah Masjid!

Kenapa kita perlu menyelamatkan dan memakmurkan masjid?

1. Masjid adalah Baitullah atau Rumah Allah (QS An-Nur:36)

Allahpun berfirman "RumahKu dimuka bumi adalah masjid, para kekasihKu adalah mereka yang memakmurkan rumahKu.Barangsiapa yang ingin berjumpa denganKu hendaklah ia datang ke rumahKu,sungguh wajib bagi tuan rumah menghormati para tamunya."(hadis Qudsi)

Karena itulah Adzan bukan panggilan muazin, tapi panggilan Allah Kekasih untuk para kekasihNya.

2. Masjid rumah Rasulullah SAW

Ketika beliau sakit menjelang akhir hayat beliau, tatkala mendengar adzan Bilal, beliau berkata kepada Saidah Aisyah RA,antarkan aku ke rumahku! Saidah Aisyah keheranan dan seraya bertanya "Bukankah ini rumah engkau wahai kekasih Allah?" Rasulullah menjawab,"Tidak rumahku adalah masjid."

Kesempatan lainpun beliau bersabda :"Seandainya umatku mengetahui keutamaan shalat berjamaah di masjid ,merangkakpun mereka tetap shalat berjamaah dimasjid(muttafaqun 'alaiha)

3. Masjid rumah malaikat-malaikat Allah

Istana saja ada penjaganya apalagi masjid, para malaikat iu mendoakan dan mengaminkan doa mereka yang memakmurkan masjid(HR Ahmad).

4. Masjid adalah rumah orang-orang mukmin

Setiap makhluk ada rumahnya,dan rumah orang beriman adalah masjid. Simak dengan keimanan surat At-Taubah ayat 18 : "Sesungguhnya hanya hamba Allah yang benar-benar beriman kepada Allah dan benar-benar beriman kepada hari akhirat, merekalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah."

(dikutip dari saveourmasjid.blogspot.com, sumber:Majelisazzikra.org)(*)