Suatu ketika Khalifah Umar bin Khatab ra berkisah:
” Aku masuk menemui Rasulullah SAW. yang sedang berbaring di atas sebuah tikar. aku duduk di dekat Beliau, lalu beliau menurunkan kain sarungnya dan tidak ada yang menutupi beliau selain kain itu. Terlihatlah tikar telah meninggalkan bekas di tubuh beliau.
Kemudian aku pun melayangkan pandang ke sekitar kamar beliau. Tiba-tiba aku melihat segenggam gandum kira -kira seberat satu sha’ dan daun penyamak kulit di salah satu sudut kamar serta sehelai kulit binatang yang samakannya tidak sempurna. Seketika dua mataku meneteskan air mata tanpa dapat ku tahan melihat kesederhanaan beliau".
Rasulullah pun bertanya kepadaku: “Apakah yang membuatmu menangis wahai putra khathab?".
Aku menjawab: “Wahai Rasullulah, bagaimana aku tidak menangis, tikar itu telah membekas di pinggangmu. Dan di tempat ini aku tidak melihat yang lain dari apa yang telah aku lihat. Sementara raja Romawi dan Persia, bergelimang buah-buahan dan harta. Sedangkan engkau adalah utusan Allah dan hamba pilihan-Nya, hanya berada dalam sebuah kamar pengasingan seperti ini".
Rasulullah SAW. lalu bersabda: “Wahai putra Khatab, apakah kamu tidak rela, jika akhirat menjadi bagian kita dan dunia menjadi bagian mereka?" (HR. Muslim).
(dikutip dari qiraati.co.id/ Jumat, November 6th, 2009 at 18.15)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar