Sabtu, 29 Januari 2011

Yaahh.. Tebing Masjid An-Nur Longsor Lagi...

Hujan lebat yang mengguyur kota Yogyakarta dan sekitarnya, Jum'at (28/1) siang, mengakibatkan musibah longsor kembali terjadi di tebing Masjid An-Nur Sidorejo, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, DIY. Seperti dikhawatirkan selama ini, derasnya arus air mengakibatkan sekitar 2 meter tebing di sebelah utara menjadi ambrol.



Ambrolnya tebing ini mengakibatkan kondisi bangunan dapur dan tempat wudlu menjadi semakin terancam. Apalagi, bagian bawah bangunan tersebut sudah berlubang menganga, sehingga, bangunan dapur dan tempat wudlu terlihat menggantung atau berdiri tanpa penopang di bawahnya. Sehingga, dikhawatirkan, jika terjadi longsor lagi, bangunan ini pun akan benar-benar roboh.





"Saat hujan deras jum'at siang dan saya berada sendiri di masjid An-Nur, tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Dugaan saya, pasti tebing masjid longsor lagi, namun, tidak tahu bagian yang mana," kata Darussalam, pengelola masjid An-Nur.

Awalnya, Darussalam, yang biasa dipanggil Darmo, mengira, longsor terjadi di bagian selatan. Namun, nyatanya, longsor justru terjadi pada bagian utara, tepat di bawah bangunan dapur dan tempat wudlu. "Saya sangat terkejut saat mendapati tebing bagian utara sudah longsor dan membuat lubang besar di bawah bangunan dapur dan tempat wudlu," kata Darussalam. "Air sangat deras saat itu, sehingga, bagian tebing yang sudah tidak bertalud itu tidak mampu menahannya," tambahnya.


Berdasarkan pengecekan di lokasi pada sabtu (29/1) oleh Atmam Winarto (Ketua), Wiwik Susilo (sekretaris), Sudaryanto, Puji Widodo dan Gunawan (masing-masing dari seksi pembangunan) serta Darussalam (pengelola masjid sekaligus pembantu umum kepanitiaan) memang didapati lubang mengangga yang sangat membahayakan keberadaan bangunan dapur dan tempat wudlu. Ditambahkan Darussalam, "Kebocoran di bagian dapur dan tempat wudlu saat ini makin bertambah, berarti posisi retakan akibat pergeseran bangunan makin lebar."






Agar bangunan dapur dan tempat wudlu tidak roboh, akhirnya, disepakati untuk melakukan upaya-upaya penanggulangan sementara. Terutama, untuk mengatasi derasnya arus air agar tidak lagi melalui lokasi longsor. "Jika tidak, air akan terus menggerus tebing, sehingga, wilayah longsor akan makin meluas," kata Puji Widodo. "Saluran air harus segera diperbaiki, agar air liar tidak mengalir ke lokasi longsor, namun, bisa langsung ke arah bawah atau sungai," tambah Puji Widodo atau Kenthung.

Penanggulangan sementara pun akhirnya mulai dilakukan pada hari minggu (30/1) dengan memperbaiki saluran air di belakang bangunan dapur dan tempat wudlu. Selain perbaikan saluran, juga dilakukan pengurukan tanah dan penambalan bagian-bagian yang berlubang. "Semoga saja bisa meminimalisir ancaman robohnya bangunan dapur dan tempat wudlu," kata Puji. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar