Kamis, 27 Januari 2011

Penyelamatan Masjid An-Nur Berpacu dengan Minimnya Dana dan Cuaca Tak Menentu

Tiga minggu sudah bencana longsor di Masjid An-Nur Sidorejo, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, DIY terjadi, hingga menyebabkan talud sepanjang 36 meter dan tinggi 11 meter ambrol dan mengancam keberadaan masjid. Namun, ternyata pihak panitia penyelamatan Masjid An-Nur Sidorejo belum bisa memperbaiki atau membangun kembali talud tersebut sebagaimana mestinya.


Penanggulangan yang dilakukan masih hanya sebatas penanganan sementara, seperti menyangga lokasi longsor dengan bambu agar tidak terjadi longsor susulan, memperbaiki saluran agar air tidak makin menggerus lokasi longsor dan sebagainya. Padahal, panitia harus berpacu dengan cuaca tidak menentu, yang bisa saja makin mengancam kondisi bangunan utama masjid.

"Hujan terus mengguyur wilayah ini, sehingga, perlu dilakukan penanganan segera agar kondisinya tidak makin mengkhawatirkan", kata H. Ayub Khan, Ketua RT 10 Sidorejo yang juga sie dana dalam kepanitiaan ini saat rapat tanggal 24 Januari lalu.

Berbagai upaya sudah dilakukan ke arah tersebut. Tetapi tampaknya pihak panitia bersabar masih harus bersabar agar bisa membangun talud tersebut. Jumlah yang diperlukan untuk membangun kembali talud tersebut diperkirakan mencapai Rp. 130 juta. Jumlah yang tentu saja tidak tergolong kecil.

Sejumlah bantuan memang sudah masuk ke pihak panitia, baik disalurkan langsung maupun melalui rekening panitia. Namun, jumlahnya masih belum mencukupi untuk segera membangun talud tersebut. "Kami mengucapkan banyak terima kasih pada pihak-pihak yang sudah peduli terhadap nasib masjid kami, semoga amal ibadahnya mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT," tambah Atmam Winarto, ketua panitia.

Ditambahkan, "Kami juga masih menunggu tanggapan atau keputusan Pemkab Bantul atas surat permohonan bantuan, yang sudah dikirimkan oleh pihak kelurahan Ngestiharjo", tambah Atmam. Semoga saja pihak pemkab Bantul bisa mem-back up pembangunan talud tersebut, agar masjid An-Nur Sidorejo bisa terselamatkan. "Semoga saja bisa dialokasikan dari dana tak terduga, tapi prosesnya agak panjang. Jadi kita harus bersabar," kata H. Anwar Sanusi, Ketua Takmir masjid An-Nur Sidorejo yang juga menjadi penanggungjawab dalam kepanitiaan dalam rapat (24/1).

Sementara itu, berdasarkan pengecekan oleh Atmam Winarto (ketua), Gunawan (Sie Pembangunan) dan Wiwik Susilo (Sekretaris) di lokasi longsor, pada hari rabu (26/1), terlihat adanya penggerusan tanah di bagian utara, yang berdekatan dengan bangunan dapur dan tempat wudhu. Penggerusan terjadi karena derasnya air yang tidak bisa teralirkan dengan baik, akibat rusaknya saluran.




Upaya penanggulangan sebenarnya sudah pernah dilakukan dengan cara menguruk bagian yang berlubang, agar aliran air bisa berjalan sebagaimana mestinya dan tidak melalui lokasi longsor. Namun, urukan tanah tersebut ternyata juga ikut hanyut terbawa arus air, sehingga, penggerusan tanah pun tak bisa dihindari. "Di bagian bawah dapur dan tempat wudhu, penggerusan sangat terlihat jelas, sehingga, dinding saluran air terlihat menggantung sekitar satu meter," kata Gunawan, seksi pembangunan panitia.

Selain di bagian utara, penggerusan kecil juga terlihat di sejumlah bagian longsor. Hal ini tampak dari adanya bekas aliran air di tebing yang longsor tersebut. "Tanah di tebing yang longsor terlihat turun ke bawah sedikit demi sedikit," tambahnya. Kondisi-kondisi nyata seperti ini tentu saja menjadi dilema tersendiri bagi pihak panitia, karena, dituntut segera membangun kembali talud yang ambrol sehingga kondisi bangunan utama masjid dan penunjang lainnya bisa terselamatkan, namun, di sisi lain, hingga kini, pihak panitia masih kekurangan dana. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar