Kamis, 10 Maret 2011

Silaturahmi Akbar Pemuda Masjid se-Kecamatan Bantul 2011

Guna meningkatkan komunikasi dan silaturahmi remaja masjid se-kecamatan Bantul, sebuah even akbar akan digelar Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Kecamatan Bantul, pada hari minggu (13/3). Yaitu, "Silaturahmi Akbar Pemuda Masjid se-Kecamatan Bantul 2011".

Acara yang diikuti oleh 400 peserta dari 90 masjid se-kecamatan Bantul ini, akan diadakan Pendapa Kantor Kecamatan Bantul. Direncanakan, acara ini juga akan menampilkan ustadz Adi Abdillah dan Nasyid Sintessa.

Selain meningkatkan komunikasi dan silaturahmi, acara ini juga dimaksudkan untuk memberi semangat kompetisi dan memacu kreatifitas dalam kegiatan remaja masjid dan meningkatkan kemakmuran masjid di kecamatan Bantul oleh para remaja masjid. Karenanya, terkait silaturahmi akbar ini juga digelar aneka lomba bagi para remaja masjid, seperti lomba futsal, lomba majalah dinding dan lomba busana syar'i dan kajian muslimah di Masjid Arofah Bantul. Lomba diadakan sebelum kegiatan silaturahmi, yaitu pada hari minggu tanggal 6 maret 2011. (*)

Info Aneka Lomba Islami di Even MAS BAIM Bantul

Dalam rangka menyambut tahun ajaran baru 2011-2012, SD Unggulan Aisyiyah Bantul akan menggelar aneka lomba islami, dalam sebuah even yang diberinama "MAS BAIM" atau "Mari Anak Shaleh Berlomba Agama Islam". Ada empat jenis lomba dalam kegiatan ini, yaitu Lomba Shalat Berjamaah berjumlah 7 anak, hafalan membaca surat-surat pendek ayat Al Qur'an, dakwah kecil dan melukis. Semuanya ditujukan bagi anak-anak Taman Kanak-kanak se-Kabupaten Bantul.

Lomba ini akan memperebutkan trophy Bupati Bantul untuk juara pertama, trophy Pimpinan Daerah Aisyiyah Bantul untuk juara kedua dan trophy dari SD Unggulan Aisyiyah Bantul untuk juara ketiga. Selain itu, juga disediakan uang pembinaan bagi masing-masing juara tersebut.

Rencananya, lomba akan diadakan mulai pukul 07.00 wib pada hari minggu (13/3) di SD Unggulan Aisyiyah Bantul, Jalan Wahid Hasyim No. 60 dan Gedung Pimpinan Daerah Aisyiyah Bantul.

Uang pendaftarannya cukup murah, yaitu Rp. 5.000,- per jenis lomba. Untuk Lomba Shalat Berjamaah yang beranggota 7 orang, dikenai biaya pendaftaran Rp. 35.000,- per regu.

Adapun tempat dan waktu pendaftaran adalah di Sekretaris Panitia SD Unggulan Aisyiyah Bantul, hingga hari jum'at (11/3). Nah, jika berminat, segera saja mendaftar.. Lomba ini diadakan untuk mencari bakat-bakat anak sejak dini, lho..(*)

Minggu, 06 Maret 2011

Rasulullah dan Uang 8 Dirham

Suatu hari yang cerah, Rasulullah SAW bermaksud belanja. Membeli pakaian dan peralatan rumah tangga, dengan bekal uang 8 dirham.

Namun, di perjalanan menuju pasar, Rasulullah bertemu seorang wanita yang sedang menangis. Beliau pun bertanya kepada wanita tersebut. "Apakah anda sedang ditimpa musibah?" tanya Rasulullah.

Dengan terbata-bata, perempuan itu menyampaikan kepada Rasulullah, bahwa ia adalah seorang budak yang sedang kehilangan uang sebesar 2 dirham. "Aku menangis, karena, sangat takut mendapat hukuman dari majikanku," katanya. Mendengar cerita itu, Rasulullah pun mengeluarkan uang sebanyak 2 dirham dan diberikan pada wanita tersebut.

Karena sebagian diberikan perempuan itu, uang Rasulullah pun tinggal 2 dirham. Rasulullah melanjutkan perjalanan ke pasar dan membeli gamis, pakaian kesukaannya --dengan sisa uangnya tersebut--. Namun, beberapa langkah dari pasar, Rasulullah bertemu dengan seorang lelaki tua miskin setengah berteriak, "Barangsiapa memberiku pakaian, Allah akan mendandaninya kelak".

Mendengar teriakan itu, Rasulullah pun mendekati lelaki itu. Pakaiannya sangat lusuh, tak layak dipakai. Melihat orang itu, beliau pun lantas melepas gamis yang baru saja dibelinya dan memberikan pada lelaki itu. Beliau tak jadi memakai baju yang baru, baju yang sangat disukainya.

Usai memberikan bajunya, Rasulullah pun melangkah untuk pulang. Namun, Rasulullah ternyata kembali bertemu dengan perempuan yang tadi diberinya uang dua dirham. Kepada Rasulullah, wanita itu pun kembali mengadu. "Aku takut pulang, karena, takut dihukum majikanku. Aku terlambat pulang".

Saat itu, hukuman fisik bagi budak --seperti perempuan ini-- memang sudah lazim dilakukan oleh para majikan. Karenanya, Rasulullah pun dengan senang hati mengantar wanita itu pulang ke rumah majikannya.

Sesampai di rumah sang majikan, Rasulullah pun mengucapkan salam. Hingga dua kali diucapkan, salam Rasulullah belum juga dibalas. Rasulullah pun mengucapkan salam untuk ketiga kalinya. Barulah, sang pemilik rumah --yang ternyata adalah perempuan-- menjawab salam tersebut. Nampaknya, rumah tersebut memang dihuni para perempuan.

Ketika ditanya Rasulullah, kenapa baru menjawab salam yang ketiga, Pemilik rumah pun mengatakan, sengaja melakukan hal itu, agar didoakan Rasulullah dengan salam tiga kali.

Kemudian, Rasulullah pun menyampaikan maksud kedatangannya, bahwa, beliau mengantar perempuan yang menjadi budaknya karena takut mendapat hukuman. Rasulullah pun berkata,"Jika perempuan budak ini dianggap salah dan perlu dihukum, biarlah aku yang menerima hukumannya".

Mendengar ucapan tersebut, sang penghuni rumah terkesima dan tidak bisa berkat apa-apa. Mereka merasa mendapat pelajaran yang sangat berharga dari Rasulullah. Sejenak kemudian, sang pemilik rumah pun berkata,"Budak belian ini merdeka karena Allah".

Betapa bahagianya Rasulullah mendengar pernyataan itu. Beliau sangat bersyukur, karena dengan uang 8 dirham bisa mendapat keuntungan ribuan dirham seharga budak itu. Beliau pun berkata, "Tiadalah aku melihat delapan dirham demikian besar berkatnya dari pada delapan dirham yang ini. Allah telah memberi ketenteraman bagi orang yang ketakutan, memberi pakaian orang yang telanjang, dan membebaskan seorang budak belian." (*)

Rabu, 02 Maret 2011

Kisah Remaja Masjid yang Nggak Mau Lagi Sholat

Jasa Raharja Bantu Rp. 30 Juta untuk Masjid An Nur Sidorejo


Di tengah upaya keras menggalang bantuan dari berbagai kalangan, sebuah kabar gembira, hari jum'at (4/3) diterima pihak panitia pembangunan Talud/rehabilitasi Bencana Alam Masjid An Nur Sidorejo, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul. Proposal permohonan bantuan yang diajukan pihak panitia ternyata membuahkan hasil. PT Jasa Raharja mengabulkan permohonan pihak panitia dengan memberikan bantuan sebesar Rp. 30 Juta untuk pembangunan talud dan rehabilitasi dampak bencana lainnya.

Pemberian bantuan dilakukan pihak PT Jasa Raharja Persero kepada panitia usai sholat jum'at, siang tadi, di Masjid An Nur Sidorejo. Pemberian bantuan dilakukan oleh Bp. Gustony dan Bp. H Syarifuddin dari PT Jasa Raharja Persero mewakili direksi dan diserahkan pada pihak panitia, yang diwakili ketua Bp. Atmam Winarto. Pemberian bantuan disaksikan juga takmir masjid An Nur dan sejumlah jamaah sholat jum'at.

"Nilai bantuan ini memang tidak sebanding dengan nilai masjid ini, namun, diharapkan bisa membantu upaya panitia untuk memperbaiki talud dan sarana lain yang rusak akibat bencana longsor," kata Bp. Gustony, saat memberikan sambutan. "Semoga bisa bermanfaat bagi seluruh warga, utamanya umat muslim dan para jamaah masjid An Nur," tambahnya.

Mewakili seluruh warga dan umat muslim di wilayah Sidorejo, ketua panitia, Bp. Atmam Winarto pun mengucapkan terima kasih atas kepedulian pihak Pt Jasa Raharja Persero terhadap musibah yang melanda masjid An Nur. "Kami, sebagai panitia, akan meneruskan amanah dari PT Jasa Raharja yang disampaikan dalam bentuk bantuan ini, untuk merehabilitasi sarana dan prasarana di Masjid An Nur," kata Bp. Atmam. "semoga ke depannya, Masjid An Nur menjadi lebih indah dan menarik dikunjungi (untuk menjalankan ibadah)", tambahnya.

Selain membangun kembali talud yang ambrol, panitia memang masih mempunyai tugas berat dalam merehabilitasi sejumlah prasarana yang rusak akibat musibah longsor awal Januari lalu. Yaitu, perbaikan pagar, akses jalan masuk, pembangunan gapura, saluran air dan sebagainya. Hingga kini, biaya yang diperlukan untuk berbagai keperluan tersebut masih dalam penghitungan panitia.

Dengan bantuan dari PT Jasa Raharja Persero ini, total bantuan yang sudah diterima pihak panitia dari berbagai kalangan, hingga awal Maret ini, mencapai sekitar Rp. 54 juta. "Semoga bisa mencukupi untuk keperluan seluruh proses pembangunan dan rehabilitasi bencana longsor tersebut," harap Bp. Atmam. Semoga, pak ketua. Terima kasih kepada PT Jasa Raharja Persero dan pihak-pihak lain yang telah memberikan bantuan pada Masjid An Nur. Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT dan mendapatkan balasan yang setimpal. (*)

Masjid yang Berdampingan dengan Gereja

Masjid yang Mirip Gereja


Dalam kompleks Taman Sejarah di Edmonton, Kanada ada sebuah bangunan dari tumpukan bata merah berbentuk empat persegi panjang. Bangunan itu diapit dengan menara kembar yang pucuknya terdapat kubah bermoncongkan bulan sabit. Itulah Masjid Al-Rasyid, masjid tertua di kanada.

Tempat ibadah yang dibangun 1938 ini, awalnya bukan bagian dari penghuni Taman Sejarah Edmonton park. Mandat konstitusi Kanada untuk pelestarian warisan sejarah Edmonton mengharuskan bangunan itu berada di taman sejarah tersebut. Apa yang istimewa dari masjid tersebut.


Tidak serupa dengan gaya arsitektur masjid yang umumnya di negara-negara Islam, masjid Al-Rasyid justru menyerupai gereja. Sejarah awal, bangunan ini memang gereja yang dibeli dan direnovasi ulang oleh komunitas Muslim Edmonton. Meski demikian, tak ada pengubahan besar pada struktur semula.

Kehadiran masjid Al-Rasyid seolah menyatu dengan lanskap lokal yang mencerminkan integrasi dengan masyarakat setempat. Perlu diketahui, kebanyakan komunitas Muslim Edmonton berasal dari Suriah dan Lebanon. Mereka datang dari Alberta dan Saskatchewan sebelum tiba di Edmonton.

Mereka hadir untuk memulai awal yang baru, melestarikan dasar-dasar keimanan dan mengadopsi nilai-nilai lokal. Walhasil, integrasi yang terjalin begitu memperkaya ragam budaya di Kanada.


Komunitas Muslim Edmonton boleh dibilang menjadi wajah komunitas Muslim Kanada. Budaya patriarki yang kuat di Timur Tengah coba mereka sesuaikan tanpa menghilangkan sendi-sendi ajaran Islam.

Faktanya, enam dari 32 warga Muslim yang membangun Al-Rasyid adalah perempuan. Kondisi serupa juga terjadi dalam Masjid. Laki-laki dan perempuan berbagi ruang yang sama.

Mereka melaksanakan shalat di aula utama dengan posisi Laki-laki di depan, diikuti perempuan dibelakangnya. Mereka tidak berpikir persoalan gender menghalangi niat mereka untuk memasuki rumah Allah dari pintu depan.

Suasana itu terlepas dari figur kepemimpinan dalam komunitas Muslim Edmonton. Lebih dari setengah abad, Al-Rasyid dipimpin oleh Imam yang dinamis. Para imam hadir ditengah perubahan zaman yang mengharuskan mereka mendalami umatnya. Mereka tidak langsung memimpin umat tapi mereka diberikan bekal pengetahuan yang cukup tentang Kanada.

Imam Nejib Ailley (Aly) misalnya, sebelum memimpin komunitas Muslim, ia terlebih dahulu merasakan kehidupan Kanada semenjak remaja. Karena ity Imam Aly menjadi pemimpin yang disegani. Penerusnya, imam Abd al-Ati yang berasal dari Mesir, tidak juga langsung memimpin umat. Dia menghabiskan tiga tahun sebagai mahasiswa Pascasarja di Universitas McGill.

Begitulah kisah Al-Rasyid. Kehadirannya telah menghasilkan generasi Muslim Kanada yang berkualitas, berkembang secara dinamis tetap dengan etika Islam namun mampu berbaur baik di tengah sebagai warga Kanada di tengah masyarakat.

(sumber : Republika Online. Senin, 17 Januari 2011, 10:09 WIB, Red: Ajeng Ritzki Pitakasari, Rep: Agung Sasongko, judul asli: "Kisah Masjid Tertua di Kanada yang Mirip Gereja")

Rela Dimasukkan dalam Neraka

Suatu hari, Nabi Musa AS sedang berjalan-jalan melihat keadaan ummatnya. Nabi Musa AS melihat seseorang sedang beribadah. Umur orang itu lebih dari 500 tahun. Orang itu adalah seorang yang ahli ibadah.

Nabi Musa AS pun menyapa dan mendekatinya. Setelah berbicara sejenak, ahli ibadah itu bertanya kepada Nabi Musa AS, "Wahai Musa AS, aku telah beribadah kepada Allah SWT selama 350 tahun tanpa melakukan perbuatan dosa. Di manakah Allah SWT akan meletakkanku di Sorga-Nya?. Tolong sampaikan pertanyaanku ini kepada Allah".

Nabi Musa AS mengabulkan permintaan orang itu. Nabi Musa AS kemudian bermunajat memohon kepada Allah SWT agar Allah SWT memberitahukan kepadanya di mana ummatnya ini akan ditempatkan di akhirat kelak.

Allah SWT berfirman, "Wahai Musa (AS) sampaikanlah kepadanya bahwa Aku akan meletakkannya di dasar Neraka-Ku yang paling dalam".

Nabi Musa AS kemudian mengabarkan kepada orang tersebut, apa yang telah difirmankan Allah SWT kepadanya. Ahli ibadah itu terkejut. Dengan perasaan sedih, ia pun beranjak dari hadapan Nabi Musa AS.

Malamnya ahli ibadah itu terus berfikir mengenai keadaan dirinya. Ia juga mulai terpikir keadaan saudara-saudaranya, temannya, dan orang lain yang mereka baru beribadah selama 200 tahun, 300 tahun, dan mereka yang belum beribadah sebanyak dirinya. Di mana lagi mereka kelak akan ditempatkan di akhirat.

Keesokan harinya, ia menjumpai pun Nabi Musa AS kembali. Ia kemudian berkata kepada Nabi Musa AS, "Wahai Musa AS, aku rela Allah SWT memasukkan aku ke dalam Neraka-Nya, akan tetapi aku meminta satu permohonan. Aku mohon agar setelah tubuhku ini dimasukkan ke dalam Neraka maka jadikanlah tubuhku ini sebesar-besarnya sehingga seluruh pintu Neraka tertutup oleh tubuhku, jadi tidak akan ada seorang pun akan masuk ke dalamnya".

Nabi Musa AS menyampaikan permohonan orang itu kepada Allah SWT. Setelah mendengar apa yang disampaikan oleh Nabi Musa AS, maka Allah SWT berfirman, "Wahai Musa (AS) sampaikanlah kepada ummatmu itu, bahwa sekarang Aku akan menempatkannya di Surga-Ku yang paling tinggi". (*)

Permohonan si Miskin dan si Kaya

Nabi Musa AS memiliki ummat yang jumlahnya sangat banyak dan umur mereka panjang-panjang. Mereka ada yang kaya dan juga ada yang miskin.

Suatu hari ada seorang yang miskin datang menghadap Nabi Musa AS. Ia begitu miskinnya, pakaiannya compang-camping dan sangat lusuh berdebu.

Si miskin itu kemudian berkata kepada Baginda Musa AS, "Ya Nabiullah, Kalamullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT, permohonanku ini agar Allah SWT menjadikan aku orang yang kaya".

Nabi Musa AS tersenyum dan berkata kepada orang itu, "saudaraku, banyak-banyaklah kamu bersyukur kepada Allah SWT".

Si miskin itu agak terkejut dan kesal, lalu ia berkata, "Bagaimana aku mau banyak bersyukur, aku makan pun jarang, dan pakaian yang aku gunakan pun hanya satu lembar ini saja"!.

Akhirnya si miskin itu pulang tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya. Beberapa waktu kemudian, seorang kaya datang menghadap Nabi Musa AS. Orang tersebut bersih badannya, juga rapi pakaiannya. Ia berkata kepada Nabi Musa AS, "Wahai Nabiullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar dijadikannya aku ini seorang yang miskin, terkadang aku merasa terganggu dengan hartaku itu".

Nabi Musa AS pun tersenyum, lalu ia berkata, "wahai saudaraku, janganlah kamu bersyukur kepada Allah SWT".

Orang kaya itu pun menjawab, "Ya Nabiullah, bagaimana aku tidak bersyukur kepada Alah SWT?. Allah SWT telah memberiku mata yang dengannya aku dapat melihat. Telinga yang dengannya aku dapat mendengar. Allah SWT telah memberiku tangan yang dengannya aku dapat bekerja dan telah memberiku kaki yang dengannya aku dapat berjalan, bagaimana mungkin aku tidak mensyukurinya".

Akhirnya si kaya itu pun pulang ke rumahnya. Kemudian terjadi adalah, si kaya itu semakin Allah SWT tambah kekayaannya karena ia selalu bersyukur. Dan si miskin menjadi bertambah miskin, karena tak pernah mau bersyukur. Allah SWT mengambil semua kenikmatan-Nya sehingga si miskin itu tidak memiliki selembar pakaianpun yang melekat di tubuhnya. (*)

Selasa, 01 Maret 2011

Kisah Perempuan yang Kikir

Dari Sayyidah Aisyah Ra, diceritakan tentang pertemuan seorang wanita yang lumpuh tangan kanannya dengan Rasulullah SAW.

Kepada Rasulullah, Wanita itu pun berkata,"Wahai Rasulullah, sudikah kiranya engkau memohonkan kepada Allah SWT, agar Dia menyembuhkan tanganku.”

Mendengar perkataan wanita itu, Rasulullah bersabda kepadanya : ”Apa yang menyebabkan tanganmu lumpuh?”.

Wanita itu pun bercerita kepada Rasulullah SAW,"Ya Rasulullah, pada suatu malam aku bermimpi seakan-akan hari kiamat akan tiba, neraka jahanam telah menyala-menyala dan surga telah terbentang dengan indah. Dan aku mengetahui, bahwa ibuku berada di dalam neraka jahanam. Sementara di tangannya hanya ada sepotong lemak dan di tangan lainnya memegang sepotong kain lap. Hanya dengan kain lap dan lemak itulah, ibuku menahan panasnya api neraka.

Maka padanya, aku pun bertanya, “Mengapa ibu di dalam jurang api neraka? Bukankah ibu seorang yang ta’at kepada Allah, dan ayah telah merelakan?”

Ibuku pun menjawab,“Hai anakku, di dunia aku kikir dan di sini tempat orang-orang yang kikir”.

Aku pun bertanya lagi,"Lalu, Apa arti lemak dan kain lap yang ada di tangan ibu?”.

Ibuku menjawab,“Hanya keduanya inilah yang pernah ibu dermakan sedekah, dan ibu tidak pernah bersedekah di dunia ini kecuali keduanya.”

Lalu, aku pun bertanya,“Dimana ayah?”.

“Ayahmu orang dermawan, maka dia tinggal bersama orang yang dermawan”, jawab Ibu.

Maka akupun datang ke surga dan mendapati ayah sedang berdiri di telaga bersama engkau ya Rasulullah. Sejenak kemudian aku pun saya berkata kepada ayah, “Wahai ayahku, sungguh ibu dan juga istrimu, sekarang berada di neraka terbakar, sedangkan engkau memberi minum orang-orang dari telaga ini, oleh karena itu, berilah ibu, air minum dari telaga ini ayah.”

Kata ayahku, “Wahai anakku, sesungguhnya Allah telah mengharamkan orang-orang yang kikir untuk meminum air telaga dari Nabi Muhammad SAW”.

Maka dengan tanpa izin ayahku, aku pun mengambil air telaga dan memberi ibuku segelas air untuk menghilangkan kehausannya.

Tiba-tiba ada suara yang menyeramkan dan berkata,"Semoga Allah melumpuhkan tanganmu, karena engkau telah memberi minum kepada orang yang kikir dari telaga Nabi Muhammad SAW”.

Mendengar suara itu, aku pun terbangun dan ternyata tanganku telah lumpuh seperti ini."

Setelah mendengar cerita itu, Rasulullah SAW pun meletakkan tongkatnya pada wanita itu seraya berdo’a: “Ya Allah demi zat-Mu yang mulia, dengan pengaduan kebenaran mimpinya yang telah dia ceritakan kepadaku, maka sembuhkanlah tangannya". Maka, tangan sang wanita itu pun sembuh seperti semula...

(kutipan dari kitab Durrotunnashihin)

Lelaki yang Bersedekah dengan Kehormatannya

Tersebutlah kisah di jaman Rasulullah tentang seorang lelaki yang sangat miskin dan papa. Karena kemiskinannya, ia pun tak punya apa-apa.

Suatu ketika, Rasulullah SAW menganjurkan para sahabat dan kaum Muslimin agar bersedekah. Albah bin Zaid, nama lelaki Anshar yang miskin itu, mendapati dirinya tak punya harta atau sesuatu yang bisa disedekahkan.

Di tengah kegalauannya, tiba-tiba ia pun melantunkan sebuah do’a: “Ya Allah, aku tidak punya harta atau benda lain yang bisa aku sedekahkan. Maka, siapa saja dari kaum Muslimin yang pernah menyakiti kehormatan diriku, maka itu aku sedekahkan untuk mereka.”

Keesokan harinya, pada saat yang ditentukan, orang-orang pun datang menemui Rasulullah dengan membawa sesuatu yang akan disedekahkannya. Tentu saja bukan untuk Rasulullah, sebab, Rasulullah tidak menerima sedekah. Tapi mereka ingin menunjukkan betapa mereka telah menyambut perintah Rasulullah dengan segera, dan memberikan sedekah kepada yang berhak menerimanya.

Ketika orang-orang itu datang, Rasulullah pun bertanya kepada mereka, “Mana orang yang kemarin bersedekah dengan kehormatan dirinya?”.

Albah bin Zaid yang datang tanpa membawa apa-apa pun berdiri dan menjawab, “Aku, wahai Rasulullah”.

Sejenak kemudian, Rasulullah pun bersabda:" “Ketahuilah, sesungguhnya Allah telah menerima sedekahmu...".(*)