Senin, 28 Februari 2011

Kematian Bisa Diundur

Kematian memang di tangan Allah. Maka ada satu hal yang bisa membuat kematian menjadi sesuatu yang bisa ditunda, yaitu kemauan bersedekah, kemauan berbagi dan peduli.

SUATU hari, Malaikat Kematian mendatangi Nabiyallah Ibrahim, dan bertanya, “Siapa anak muda yang tadi mendatangimu wahai Ibrahim?”

“Yang anak muda tadi maksudnya?” tanya Ibrahim. “Itu sahabat sekaligus muridku.”

“Ada apa dia datang menemuimu?” tanya sang Malaikat.

“Dia menyampaikan bahwa dia akan melangsungkan pernikahannya besok pagi", jawab Ibrahim.

“Wahai Ibrahim, sayang sekali, umur anak itu tidak akan sampai besok pagi," kata sang Malaikat.

Habis berkata seperti itu, Malaikat Kematian pergi meninggalkan Nabiyallah Ibrahim.

Hampir saja Nabiyallah Ibrahim tergerak untuk memberitahu anak muda tersebut, untuk menyegerakan pernikahannya malam ini, dan memberitahu tentang kematian anak muda itu besok. Tapi langkahnya terhenti. Nabiyallah Ibrahim memilih kematian tetap menjadi rahasia Allah.

Esok paginya, Nabiyallah Ibrahim ternyata masih melihat dan menyaksikan bahwa anak muda tersebut tetap bisa melangsungkan pernikahannya.

Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun, Nabiyallah Ibrahim malah melihat anak muda ini panjang umurnya.

Hingga usia anak muda ini 70 tahun, Nabiyallah Ibrahim bertanya kepada Malaikat Kematian, apakah dia berbohong tempo hari sewaktu menyampaikan bahwa anak muda itu umurnya tidak akan sampai besok pagi? Malaikat Kematian menjawab, bahwa dirinya memang akan mencabut nyawa anak muda tersebut, tapi Allah menahannya.

“Apa gerangan yang membuat Allah menahan tanganmu untuk tidak mencabut nyawa anak muda tersebut, dulu?” tanya Ibrahim.

“Wahai Ibrahim, di malam menjelang pernikahannya, anak muda tersebut menyedekahkan separuh dari kekayaannya. Dan ini yang membuat Allah memutuskan untuk memanjangkan umur anak muda tersebut, hingga engkau masih melihatnya hidup," jawab Malaikat.


Saudara-saudaraku, kematian memang di tangan Allah. Justru itu, memajukan dan memundurkan kematian adalah hak Allah. Dan Allah memberitahu lewat kalam Rasul-Nya, Muhammad shalla `alaih bahwa sedekah itu bisa memanjangkan umur. Jadi, bila disebut bahwa ada sesuatu yang bisa menunda kematian, itu adalah…SEDEKAH.

Maka, tengoklah kanan-kiri Anda, lihat-lihatlah sekeliling Anda. Bila Anda menemukan ada satu-dua kesusahan tergelar, maka sesungguhnya Andalah yang butuh pertolongan. Karena siapa tahu, kesusahan itu digelar Allah untuk memperpanjang umur Anda. Tinggal apakah Anda bersedia menolongnya atau tidak. Bila bersedia, maka kemungkinan besar memang Allah akan memanjangkan umur Anda.

Saudara-saudaraku sekalian, tidak ada seorang pun yang mengetahui kapan ajalnya akan sampai. Dan, tidak seseorangpun yang mengetahui dalam kondisi apa ajalnya tiba. Maka mengeluarkan sedekah bukan saja akan memperpanjang umur, melainkan juga memungkinkan kita meninggal dalam keadaan baik. Bukankah sedekah akan mengundang cintanya Allah? Sedangkan kalau seseorang sudah dicintai oleh Allah, maka tidak ada masalahnya yang tidak diselesaikan, tidak ada keinginannya yang tidak dikabulkan, tidak ada dosanya yang tidak diampunkan, dan tidak ada nyawa yang dicabut dalam keadaan husnul khatimah.

Mudah-mudahan Allah berkenan memperpanjang umur, sehingga kita semua berkesempatan untuk mengejar ampunan Allah dan mengubah segala kelakuan kita, sambil mempersiapkan kematian datang.

Salam, Yusuf Mansur.
Salam Wisata Hati.

“Dan Dialah yang menidurkan kamu di malam hari dan Dia mengetahui apa yang kamu kerjakan di siang hari, kemudian Dia membangunkan kamu pada siang hari untuk disempurnakan umur yang telah ditentukan, kemudian kepada Allah-lah kamu kembali, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang dahulu kamu kerjakan” (An-Nisaa: 78)

(dikutip dari tausyiah Yusuf Mansur seperti termuat di tausyiah275.blogsome.com)

Kesederhanaan Rasulullah

Suatu ketika Khalifah Umar bin Khatab ra berkisah:

” Aku masuk menemui Rasulullah SAW. yang sedang berbaring di atas sebuah tikar. aku duduk di dekat Beliau, lalu beliau menurunkan kain sarungnya dan tidak ada yang menutupi beliau selain kain itu. Terlihatlah tikar telah meninggalkan bekas di tubuh beliau.

Kemudian aku pun melayangkan pandang ke sekitar kamar beliau. Tiba-tiba aku melihat segenggam gandum kira -kira seberat satu sha’ dan daun penyamak kulit di salah satu sudut kamar serta sehelai kulit binatang yang samakannya tidak sempurna. Seketika dua mataku meneteskan air mata tanpa dapat ku tahan melihat kesederhanaan beliau".

Rasulullah pun bertanya kepadaku: “Apakah yang membuatmu menangis wahai putra khathab?".

Aku menjawab: “Wahai Rasullulah, bagaimana aku tidak menangis, tikar itu telah membekas di pinggangmu. Dan di tempat ini aku tidak melihat yang lain dari apa yang telah aku lihat. Sementara raja Romawi dan Persia, bergelimang buah-buahan dan harta. Sedangkan engkau adalah utusan Allah dan hamba pilihan-Nya, hanya berada dalam sebuah kamar pengasingan seperti ini".

Rasulullah SAW. lalu bersabda: “Wahai putra Khatab, apakah kamu tidak rela, jika akhirat menjadi bagian kita dan dunia menjadi bagian mereka?" (HR. Muslim).

(dikutip dari qiraati.co.id/ Jumat, November 6th, 2009 at 18.15)

Sabtu, 26 Februari 2011

Dugem

Saya pernah bertugas di sebuah kota besar di Indonesia. Waktu itu saya mendapat tugas dari kantor untuk mendampingi seorang petinggi pergi “dugem” di sebuah kelab malam. Saya harus mencukupi dan menyelesaikan semua kebutuhannya karena berkaitan dengan proyek yang sedang saya kerjakan.

Pagi hari nota-nota saya rekab semua untuk disetor ke bagian keuangan... Ternyata untuk dugem SEMALEM saja habis jutaan (gimana kalau bermalam-malam ?). Untuk amal soleh di mesjid, saya (hanya) merogoh KOIN dari kantong saya...... wuiiiiih.

Al - Israa’ 26

26. Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.

Al hadiid 7 :

7. Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya[1456]. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.

[1456]. Yang dimaksud dengan menguasai di sini ialah penguasaan yang bukan secara mutlak. Hak milik pada hakikatnya adalah pada Allah. Manusia menafkahkan hartanya itu haruslah menurut hukum-hukum yang telah disyariatkan Allah. Karena itu tidaklah boleh kikir dan boros.

(catatan Bawang Putih di facebooknya, 27 Februari 2011 jam 0:44)

Alhamdulillah... Berkat Bantuan Pemkab Bantul.. (Mimpi Indah tentang Masjid An Nur)


Pagi, 27 Februari 2011, langit di atas terlihat sangat cerah. Bapak Sukirman, bapak Suyud dan saya (dari panitia pembangunan talud/rehabilitasi bencana alam masjid An Nur Sidorejo), pun menyempatkan diri melihat-lihat kondisi di lokasi longsor masjid An Nur. Tak ketinggalan, Elan dan Fido (anak saya) pun menyertai, sekedar berjalan-jalan pagi agar lebih sehat.

Tidak seperti beberapa waktu sebelumnya, suasana di lokasi longsor saat ini terlihat lebih melegakan, karena, talud yang sangat didambakan sudah terbangun lebih dari 60 persen. Meski tidak terucapkan di bibir, kata alhamdulillah berulang kali muncul di hati kami. Tentu saja, semuanya berkat bantuan Pemkab Bantul yang sudah berkenan mem-back up seluruh pembangunan talud ambrol akibat musibah longsor tanggal 6 dan 7 januari 2011 lalu.


Kini, kami tidak lagi khawatir longsor susulan yang mengancam keberadaan masjid An Nur Sidorejo, karena, talud sudah terbangun setinggi lebih dari 7 meter dengan panjang lebih dari 40 meter.

Akses jalan ke bawah bagi warga yang ingin menuju sungai pun sudah dibangun di bagian selatan, meski baru setengah. Lokasi akses jalan memang terpaksa digeser ke selatan, karena, lokasi jalan pintas awal digunakan untuk membangun talud. Kami bahkan, sempat mencoba jalan baru tersebut. Lebih nyaman dari akses jalan yang lama, karena, dibuat dari semen dan tidak menurun tajam. (syukur-syukur bisa dikasih pagar. Selain buat pegangan, juga buat pengaman bagi anak-anak atau orang tua yang ingin turun ke sungai).


Melegakan memang. Tapi bukan berarti tugas kami di kepanitiaan menjadi selesai. Masih ada yang harus dikerjakan oleh tim save our mosque atau Panitia Pembangunan Talud/Rehabilitasi Bencana Alam Masjid An Nur. Yaitu, memperbaiki akses jalan masuk ke komplek masjid, pembangunan pagar baru di atas talud (karena pagar lama sudah tidak bisa digunakan), pembangunan gapura di pintu masuk untuk mempercantik masjid, dan sejumlah fasilitas lain, seperti taman, papan pengumuman, penerangan dan sebagainya.


Kenapa hal ini harus dilakukan sendiri? Bukankah sudah dapat bantuan dari Pemkab Bantul? Ya, semua itu harus kita kerjakan sendiri, karena, bantuan dari pemkab Bantul hanya mencakup pembangunan talud, tidak termasuk fasilitas penunjang lain, seperti pagar, akses jalan dan sebagainya.

Tidak kecil memang, biaya yang diperlukan guna keperluan tersebut. Saat ini, besaran biaya tersebut masih dalam perhitungan seksi pembangunan (bapak Gunawan). Beberapa hari lalu, bapak Atmam Winarto (Ketua), bapak Sudaryanto dan bapak Gunawan (Sie Pembangunan) serta saya sebagai sekretaris, memang sudah melakukan pengukuran dan pendataan lain untuk membuat perkiraan biaya tersebut.

Namun, kami yakin, dengan dukungan seluruh jamaah dan umat muslim di manapun berada, semuanya pasti akan bisa terlaksana. Insya Allah. Sebagai langkah awal, pembangunan berbagai fasilitas itu akan dilakukan dengan menggunakan dana yang selama ini sudah terhimpun dari jamaah, warga atau berbagai kalangan lainnya. Jumlahnya, sudah mencapai sekitar Rp 24 juta. (tentu saja, terima kasih atas bantuan yang telah diberikan kepada kami).

Agar lebih transparan, kami sepakat segera memberitahukan hal tersebut kepada para jamaah, warga dan berbagai kalangan lain. Dana yang sudah masuk tidak lagi digunakan untuk membangun talud (karena sudah dibantu pemkab Bantul), tapi digunakan membangun fasilitas lain terkait dampak bencana longsor tersebut, seperti kami sebutkan tadi. Hal ini kami lakukan, agar tidak ada kesalahpahaman atau tudingan macam-macam terkait dana yang sudah terkumpul tersebut, karena, pembangunan talud sudah ditanggung Pemkab.

Menurut kami, untuk membangun talud atau fasilitas lain terkait dampak longsor, nilainya sama saja. Yaitu, "berjihad di Jalan Allah" dengan sedikit rejeki yang kita punya. Insya Allah, pahalanya tetap sama. Terlepas dari cukup tidaknya dana yang sudah terkumpul, kami akan tetap berusaha mewujudkan penyelamatan Masjid An Nur Sidorejo dengan maksimal.

Tentu saja, dukungan dan bantuan, dalam bentuk apapun, tetap kami perlukan demi mewujudkan 'mimpi indah tentang rumah Allah itu'... mimpi indah untuk memiliki rumah ibadah yang indah, cantik dan nyaman. Mimpi indah memiliki masjid An Nur Sidorejo yang sangat layak dan memadai untuk berbagai keperluan ibadah seluruh umat... Insya Allah! (*)



Tulisan : Wiwik Susilo (Sekretaris Panitia)

Masjid-masjid Unik di Dunia

Selama ini, memang sudah banyak situs yang merilis tentang masjid-masjid unik atau aneh di dunia. Sayangnya, seringkali rilis tersebut hanya menampilkan gambar dan nama serta lokasi masjid, tanpa keterangan tambahan yang bisa memperjelas pembaca terkait masjid tersebut.

Karenanya, dalam kesempatan ini, kami ingin mencoba melengkapi berbagai rilis tersebut dengan sedikit keterangan yang diambil dari berbagai sumber. Berikut di antaranya masjid-masjid unik di dunia :

1. Masjid Raya Djenné di Afrika


Masjid Raya Djenné adalah bangunan dari lumpur terbesar di dunia dan dianggap oleh banyak arsitek sebagai gaya arsitektur Sudano-Sahelian terbaik. Masjid ini terletak di kota Djenné, Mali, di dekat Sungai Bani. Masjid pertama di tempat ini dibangun pada abad ke-13. Selain merupakan pusat komunitas Djenné, kota ini juga merupakan lambang terkenal Afrika. Bersama dengan "Kota Kuna Djenné", tempat ini menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1988.

2. Masjid Al Abbas di Irak


Masjid al-'Abbas merupakan komplek makam Abbas bin Ali, yang terletak di seberang Masjid Imam Husain di Karbala , Irak. Abbas adalah saudara Hasan dan Husain yang membawa bendera untuk Husain dalam Pertempuran Karbala .

Masjid ini mulai dibangun tahun 1622 dengan perancang Abbas Shah Safavi. Ia mendekorasi Kubah Makam dengan struktur banyak hiasan berhias dua menara tinggi di sisi-sisinya. Makam itu ditutupi dengan emas murni dan dikelilingi oleh teralis perak dan karpet Iran di lantainya. Selama tahun 2008, dilakukan pekerjaan konstruksi untuk menciptakan sebagian menara berlapis emas.

3. Masjid Tersembunyi di Abu Dhabi




Sayangnya, tidak banyak data yang bisa digali dari masjid ini, karena, situs resmi pemerintah di Abu Dhabi pun ternyata tidak merilis tentang masjid ini.

4. Masjid Sixty Dome di Bangladesh



Masjid Enam puluh Kubah yang lebih dikenal sebagai masjid Shait Gambuj atau masjid Firman Gunbad ini merupakan masjid bersejarah terbesar di Bangladesh. Masjid tersebut dibangun oleh Khan Jahan Ali di abad 15 dan terletak di Bagerhat di Bangladesh selatan.

Masjid Enam puluh Kubah memiliki dinding tebal dengan batu bata meruncing (gaya Tughlaq) dan berbentuk garis atap pondok untuk mengantisipasi tekanan atau gerakan dari luar. Sebenarnya ada 77 kubah rendah yang diatur dalam tujuh baris dari sebelas, dan satu kubah pada setiap sudut, sehingga total nyata ada 81 kubah. Interior dibagi menjadi banyak lorong dan teluk dengan kolom langsing yang berujung di berbagai lengkungan pendukung atap. Sebagian besar masjid dihiasi dengan terakota dan batu bata.

5. Masjid Sakirin Istanbul Turki


Merupakan masjid pertama yang dirancang oleh wanita. Yaitu, Zeynep Fadilioglu. Tak hanya sendirian, ia pun melibatkan sejumlah wanita untuk membantunya dari segi konstruksi. Pembangunan masjid ini dimulai tahun 2009,dan dibuka bulan mei 2010. Mendapat sentuhan wanita, tampilan masjid ini sungguh indah, menggabungkan teknik modern dan konservatif.

Masjid ini pada awalnya dibuat oleh sebuah keluarga Saudi Turki sebagai peringatan kepada orangtua mereka, yang kemudian diredesain oleh Zeynep Fadilioglu. Kini Sakirin menjadi salah satu masjid paling radikal dalam generasi desain. Sangat kontras dengan masjid khas Turki modern yang selalu hanya salinan desain tradisional.

Kubah yang terbuat dari komposit alumunium - seperti seperti sebuah kain tersampir di gelas minum. Sebuah bola baja stainless dipoles mendominasi halaman. Di dalam, kaca lampu kristal modern, terbuat dari ratusan pecahan kaca, adalah elemen utama masjid. Menurut Zeynep Fadillioglu, masjid tersebut merupakan menggabungkan desain yang lama dengan yang baru.

6. Masjid Samarra Iraq


Masjid Agung Samarra adalah masjid yang terletak di kota Samarra, Irak, dan dibangun pada abad ke-9. Masjid ini diperintahkan untuk dibangun pada tahun 848 dan konstruksinya selesai tahun 852. Masjid ini dibangun oleh khalif Bani Abbasiyah, Al-Mutawakkil, yang berkuasa (di Samarra) dari tahun 847 sampai tahun 861.

7. Masjid Raya Dunaisyir


Masjid Agung Dunaysir (Kochisar), sangat dipengaruhi oleh gaya masjid Umayyah di Damaskus. Masjid ini didirikan pada tahun 1214, dengan tampilan yang menggabungkan gaya Iran, Klasik, dan tradisi Suriah dengan arsitektur Abad Pertengahan dari Upper Mesopotamia.

8. Masjid Raya Divriqi


Masjid Raya dan Rumah Sakit Divrigi (bahasa Turki: Divrigi Ulu Cami ve Darüssifa) adalah sebuah masjid penuh hiasan dan kompleks pengobatan yang dibangun pada tahun 1299 di kota kecil Divrigi di Anatolia Timur, sekarang di Provinsi Sivas di Turki. Arsiteknya adalah Hürremshah dari Ahlat dan masjid dibuat dengan perintah Ahmet Shah, pemerintah Beylik dari Mengücek.

Terdapat tulisan yang mengandung kata-kata pujian bagi sultan Seljuk Anatolia Alaeddin Keykubad I. Pusat pengobatan (darüssifa) yang ada di dekatnya dibangun bersamaan dengan masjid atas titah Turan Melek Sultan, puterinda pemerintah Mengücek dari Erzincan, Fahreddin Behram Shah.

Ukiran dan arsitekturnya sangat cantik pada kedua bangunan tersebut sehingga meletakkannya di antara karya terutama pada seni bangunan di Anatolia dan membawa mereka ke daftar Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1985.

9. Masjid Aksaray Valide Istanbul Turki


Dibangun pada masa kekaisaran Ottoman dan dirancang oleh arsitek Montani. Selesai tahun 1871. Desainnya menggabungkan gaya Moor, Gothic, Turki, Renaissance dan gaya Empire.

10. Masjid Kairaouine/Qarawiyin di Marokko


Masjid Raya Qarawiyin dibangun oleh Idris II pada masa Bani Idrisiyyah tahun 192 Hijriah atau 806 Masehi di Fez, Maroko. Masjid ini adalah salah satu tanda peradaban Islam, pusat peribadatan dan universitas termaju dalam sejarah Islam. Sekarang universitas ini telah berubah menjadi universitas modern yang mengajarkan ilmu-ilmu Islam dan ilmu pengetahuan modern. Bangunan masjid ini memiliki keistimewaan karena beratapkan marmer. Mimbarnya termasuk mimbar yang terindah yang terkenal sampai sekarang. Masjid ini merupakan monster arsitek perpaduan Maroko-Andalusia.

Dalam komplek masjid ini terdapat perpustakaan yang cukup besar. Banyak negara yang ikut berperan dalam proyek renovasi yang dilakukan oleh beberapa penguasa di Maroko.


11. Masjid Lala Mustafa Pasha


Masjid Lala Mustafa Pasha adalah sebuah masjid yang dibinakan di Cyprus dalam bentuk Gothik, iaitu bangunan gaya seni asli Eropah untuk tempat beribadat. Asalnya adalah sebuah Katedral sewaktu zaman pemerintahan kerajaan Perancis. Selepas taklukan Empayar Turki Uthmaniyyah, gereja ini dijadikan sebagai masjid. Bumbung asalnya tidak diperbaiki yang menyebabkan keruntuhan. Keunikan masjid ini telah menarik perhatian untuk orang tempatan dan para pelancong.

12. Masjid Dar Al Islam di Mexico


Masjid ini didirikan sebagai bagian dari mimpi mendirikan desa muslim di Amerika. Dirancang oleh Arsitek Mesir, Hassan Fathi dengan gaya tradisional Afrika Utara. Rintisan desa muslim ini dimulai sejak tahun 1989 dengan menggunakan lahan seluas 1357 hektar. Selain masjid, juga dilengkapi dengan madrasah.

13. Masjid Xi’an di China


Masjid Raya Xi'an adalah sebuah masjid raya yang terletak di kota Chang’an yang kini lebih dikenal dengan kota Xi’an, dan menjadi masjid yang pertama berdiri di Cina. Masjid ini berdiri pada abad ke 8 Masehi. Masjid Raya Xi'an, yang terakhir kali di rekonstruksi pada abad ke 18 Masehi, mengikuti arsitektur Cina.

Demikian sedikit dari banyak masjid unik di dunia. Di kesempatan mendatang, tim saveourmosque.blogspot.com akan mencoba hadirkan masjid-masjid unik lainnya, baik dari dalam dan luar negeri. Semoga keunikan masjid-masjid tersebut bisa semakin menggairahkan syiar Islam di manapun di dunia. (*)

(dari berbagai sumber)

10 Masjid Terbesar di Dunia

Besar atau kecilnya ukuran sebenarnya bukanlah yang utama dalam membangun sebuah masjid. Yang penting, adalah bagaimana kehadiran sebuah masjid bisa mendatangkan manfaat bagi para jamaah dan warga sekitar. Terutama, sebagai tempat beribadah dan berpasrah diri pada Allah SWT.

Namun, sesuai lokasi keberadaannya, masjid seringkali dibuat dengan ukuran yang sangat besar agar bisa menampung seluruh jamaah. Bukan masalah sebenarnya, asal pembangunan masjid berukuran besar tersebut bukan sekedar untuk bermewah-mewah, namun lebih untuk kepentingan syiar Islam secara lebih besar.

Berikut ini adalah 10 masjid terbesar di dunia versi Wikipedia. Urutan nama masjid ini didasarkan pada kapasitas jamaah dan luasnya area.

1. Masjidil Haram di Mekah





Masjidil Haram di Mekah ini merupakan masjid terbesar di seluruh dunia. Di tengahnya terdapat bangunan Ka’bah yang menjadi pusat arah (kiblat) shalat seluruh umat Islam di dunia. Memiliki luas 4.008.020 meter persegi (990,40 hektar) dan mampu menampung lebih dari 4 juta jemaah baik di dalam ruangan maupun diluar. Masjid yang tidak bernah sepi dan setiap saat selama 24 jam selalu ada umat yang beribadah, baik shalat maupun melakukan tawaf (berjalan mengitari Ka’bah). Masjidil Haram paling ramai dikunjungi umat Islam dari seluruh dunia kala puncak ritual ibadah haji setiap tahunnya.

2. Masjid Al-Nabawi Madinah





Masjid Nabawi merupakan salah satu masjid utama bagi muslim, selain Masjidil Haram di Mekah dan Masjid Aqsa di Yerusalem. Merupakan tempat peristirahatan terakhir dari Nabi Muhammad SAW. Setiap umat Islam yang menjalankan ibadah haji juga dipastikan akan mengunjungi masjid terbesar ke-2 di Saudi Arabia dan di dunia ini.

3. Masjid Imam Reza Shrine di Masyhad Iran





Imam Reza Shrine di Masyhad, Iran adalah sebuah kompleks yang berisi makam Imam Ridha, Imam kedelapan Syi’ah Imamiyah dan dikenal sebagai masjid terbesar ketiga di dunia. Juga terdapat dalam kompleks Masjid meliputi: Masjid Goharshad, museum, perpustakaan, empat seminari, kuburan, Universitas Islam Razavi Ilmu, sebuah ruang makan untuk peziarah, dan bangunan lainnya.

4. Masjid Istiqlal Jakarta Indonesia




Masjid yang dibangun di era orde lama saat pemerintahan Presiden Soekarno ini, hingga kini, masih menyandang sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara. Banyak masjid baru bermunculan dan megah namun secara keseluruhan belum bisa menandingi kebesaran Masjid Istiqlal ini. Istiqlal yang berarti kemerdekaan merupakan anugerah atas kemerdekaan yang diraih Indonesia melepaskan diri dari belenggu penjajahan.

5. Masjid Hasan II Maroko




Masjid yang berada di Casablanca ini dirancang oleh arsitek dari Perancis Michel Pinseau dengan memiliki menara masjid tertinggi di dunia lebih dari 200 meter, menghadap langsung ke Samudera Atlantik.

6. Masjid Faisal, Islamabad Pakistan




Masjid Faisal, saat ini, merupakan masjid terbesar di Asia Selatan. Sebelum Masjidil Haram di Mekah di renovasi, masjid ini pernah menyandang predikat menjadi masjid terbesar di dunia periode 1986-1993. Masjid nasional Pakistan ini memiliki kapasitas 300 ribuan jemaah.

7. Masjid Badhshahi Lahore Pakistan





Juga dikenal dengan nama Masjid Sultan. Masjid ini pernah menjadi Masjid terbesar di Asia Selatan dan memiliki kapasitas hingga 100 ribuan lehih umat berada tepat di tengah kota Lahore Pakistan.

8. Masjid Sheikh Zayed Abu Dhabi UEA





Nama Masjid diambilkan dari nama Presiden pertama Uni Emirat Arab Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan dan mulai digunakan oleh umat tahun 2007. Makam Sheikh Zayed pun terdapat masih dalam area Masjid terbesar di UEA tersebut.

9. Masjid Jama / Jami' Delhi India




Masjid yang berada di kota lama India Delhi ini termasuk sebuah masjid yang berumur tua. Pembangunannya di prakarsai oleh pembuat Taj Mahal Kaisar Mughal Shah Jahan dan dibangun pada tahun 1656 Masehi. Puluhan ribu jemaah setiap Shalat Jum’at selalu memenuhi seluruh ruang dalam bahkan keluar masjid.

10. Masjid Baitul Mukarram, Dhaka,Bangladesh




Masjid ini berada tepat di jantung ibukota Bangladesh Dhakka. Selalu penuh sesak terutama saat shalat utama dan di bulan suci Ramadhan, masjid ini dibangun sekitar tahun 1960-an dengan kapasitas semula 30 ribuan umat. Dalam perkembangannya ditambahkan menjadi 40 ribuan umat.(*)

Jumat, 25 Februari 2011

Kisah Seorang Imam Masjid di London

Seorang imam masjid di London, setiap hari pergi pulang dari rumahnya ke masjid dengan mengendarai bus umum. Ongkos bus tersebut dibayar pakai kartu (card), atau langsung ke sopir karena bus tidak memiliki kondektur. Setelah bayar, baru kemudian cari tempat duduk kosong.

Sang imampun bayar ongkos pada sopir lalu menerima kembalian, sebab hari itu ia tidak punya uang pas… baru kemudian duduk di bangku belakang yg kosong.

Di tempat duduknya dia menghitung uang kembalian dari sopir yg ternyata lebih 20 sen. Sejenak iapun terpikir.. uang ini dikembalikan atau tidak yah..? Ah cuma 20 sen ini… ah dia (sopir) orang kafir ini… atau aku masukin saja ke kotak amal di masjid…??

Setelah sampai di tempat tujuan, ia pun hendak turun bus dengan berjalan melewati sopir bus tersebut. Dalam hatinya masih bergejolak atas uang 20 sen itu, antara dikembalikan atau tidak. Namun ketika sampai di dekat sopir, spontan iapun mengulurkan 20 sen sambil berkata: “Uang kembaliannya berlebih 20 sen”.

Tanpa disangka tanpa dinyana.. sopir itu mengacungkan jempol seraya berkata:

“Anda berhasil..!!!”

“Apa maksud anda..?” Tanya imam masjid.

“Bukankah anda imam masjid yang di sana tadi?” Tanya sopir.

“Betul” jawabnya

Lantas sopir itu berkata…

“Sebenarnya sejak beberapa hari ini saya ingin datang ke masjid anda untuk belajar dan memeluk Islam.. tapi timbul keinginan di hati saya untuk menguji anda sebagai imam masjid, apa benar Islam itu seperti yang saya dengar: jujur, amanah dan sebagainya. Saya sengaja memberikan kembalian berlebih dan anda berhasil. Saya akan masuk Islam”. Kata sopir tersebut..

Alangkah tercengangnya imam masjid tersebut, sambil beristighfar meyesali apa yg dipikirkannya tadi. Hampir saja ia kehilangan kepercayaan hanya dengan uang 20 sen itu. Astaghfirullah…

Semoga jadi pelajaran buat kita untuk sentiasa bersikap sebagai seorang muslim sejati di mana saja, kapan saja dan di hadapan siapa saja… ***

(Dari milis Yasminmuslim, kiriman Sdr Epril. September 22nd, 2010, www.akhmadtefur.com)

"..Ini Ponsel Saya. Tolong Pesankan Saya, Tempat di Neraka..." (Hikmah Kisah)

Sebuah kisah di musim panas yang menyengat. Seorang kolumnis majalah Al Manar mengisahkannya…

Musim panas merupakan ujian yang cukup berat. Terutama bagi muslimah, untuk tetap mempertahankan pakaian kesopanannnya. Gerah dan panas tak lantas menjadikannya menggadaikan akhlak. Berbeda dengan musim dingin, dengan menutup telinga dan leher kehangatan badan bisa dijaga. Jilbab bisa sebagai multi fungsi.

Dalam sebuah perjalanan yang cukup panjang, Cairo-Alexandria; di sebuah mikrobus.
Ada seorang perempuan muda berpakaian kurang layak untuk dideskripsikan sebagai penutup aurat.

Karena menantang kesopanan. Ia duduk diujung kursi dekat pintu keluar. Tentu saja dengan cara pakaian seperti itu mengundang ‘perhatian’ kalau bisa dibahasakan sebagai keprihatinan sosial.

Seorang bapak setengah baya yang kebetulan duduk disampingnya mengingatkan. Bahwa pakaian seperti itu bisa mengakibatkan sesuatu yang tak baik bagi dirinya. Disamping pakaian seperti itu juga melanggar aturan agama dan norma kesopanan.

Tahukah Anda apa respon perempuan muda tersebut? Dengan ketersinggungan yang sangat ia mengekspresikan kemarahannya. Karena merasa privasinya terusik. Hak berpakaian menurutnya adalah hak prerogatif seseorang.

"Jika memang bapak mau, ini ponsel saya. Tolong pesankan saya, tempat di neraka Tuhan Anda!!"

Sebuah respon yang sangat frontal. Dan sang bapak pun hanya beristighfar. Ia terus menggumamkan kalimat-kalimat Allah. Detik-detik berikutnya suasanapun hening. Beberapa orang terlihat kelelahan dan terlelap dalam mimpinya. Tak terkecuali perempuan muda itu. Hingga sampailah perjalanan dipenghujung tujuan. Di terminal akhir mikrobus Alexandria. Kini semua penumpang bersiap-siap untuk turun.

Tapi mereka terhalangi oleh perempuan muda tersebut yang masih terlihat tertidur. Ia berada didekat pintu keluar. "Bangunkan saja!" begitu kira-kira permintaan para penumpang. Tahukah apa yang terjadi. Perempuan muda tersebut benar-benar tak bangun lagi. Ia menemui ajalnya. Dan seisi mikrobus tersebut terus beristighfar, menggumamkan kalimat Allah sebagaimana yang dilakukan bapak tua yang duduk disampingnya.

Sebuah akhir yang menakutkan. Mati dalam keadaan menantang Tuhan. Seandainya tiap orang mengetahui akhir hidupnya…. Seandainya tiap orang menyadari hidupnya bisa berakhir setiap saat… Seandainya tiap orang takut bertemu dengan Tuhannya dalam keadaan yang buruk…

Seandainya tiap orang tahu bagaimana kemurkaan Allah… Sungguh Allah masih menyayangi kita yang masih terus dibimbing-Nya. Allah akan semakin mendekatkan orang-orang yang dekat denganNYA semakin dekat. Dan mereka yang terlena seharusnya segera sadar… Mumpung kesempatan itu masih ada..

M. Edi S. Kurniawan
edieskurniawan@yahoo.com

Kamis, 24 Februari 2011

Kisah Nenek Pemungut Daun (Sebuah Kisah Penuh Hikmah)

Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid. Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan.

Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya.

Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya. Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang.
Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. "Jika kalian kasihan kepadaku," kata nenek itu, "Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya."

Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa.
Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat: pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya; kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup.

Sekarang ia sudah meninggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.

"Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai," tuturnya. "Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhirat tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu salawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan salawat kepadanya."


(Kisah hikmah ini di atas merupakan penuturan Jalaluddin Rakhmat yang didengar dari Kiai Madura, D. Zawawi Imran. Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Alloh swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur: Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Alloh. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasulullah SAW?)

Shalat Jum'at

a. Hukum Shalat Jum’at

Shalat Jum’at wajib bagi kaum lelaki, yaitu sebanyak dua rakaat. Adapun dalil tentangnya adalah sebagai berikut:

Firman Allah Subhannahu wa Ta'ala :

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jum’at, maka ber-segeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli, dan itu lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui.” (Al-Jumu’ah: 9)

Sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam :

“Hendaklah orang-orang itu berhenti dari meninggalkan shalat Jum’at atau kalau tidak, Allah akan menutup hati mereka kemudian mereka akan menjadi orang yang lalai.” (HR. Muslim)

Sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam :

“Sungguh aku berniat menyuruh seseorang (menjadi imam) shalat bersama-sama yang lain, kemudian aku akan membakar rumah orang-orang yang meninggalkan shalat Jum’at.” (HR. Muslim)

Sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam :

“Shalat Jum’at itu wajib bagi tiap-tiap muslim, dilaksanakan secara berjama’ah terkecuali empat golongan, yaitu hamba sahaya, perempuan, anak kecil dan orang yang sakit.” (HR. Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih)

Ijma’ para ulama. Para ulama telah sepakat bahwa shalat Jum’at itu wajib hukumnya.


b. Keutamaan Hari Jum’at

Hari Jum’at adalah hari yang penuh keberkahan, mempunyai kedudukan yang agung dan merupakan hari yang paling utama.

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:

“Sebaik-baik hari adalah hari Jum’at, pada hari itulah diciptakan Nabi Adam, dan pada hari itu dia diturunkan ke bumi, pada hari itu pula diterima taubatnya, pada hari itu pula beliau diwafatkan, dan pada hari itu pula terjadi Kiamat ... Pada hari itu ada saat yang kalau seorang muslim menemuinya kemudian shalat dan memohon segala keperluannya kepada Allah, niscaya akan dikabulkan.” (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi, An-Nasai dan lainnya, hadits shahih)


c. Hal-Hal Yang Disunnahkan Serta Beberapa Adab Hari Jum’at

Mandi, berpakaian yang rapi, memakai wangi-wangian dan bersiwak.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam :

“Mandi hari Jum’at itu wajib bagi tiap muslim yang telah baligh.” (Muttafaq ‘alaih)

Sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam :

"Mandi, memakai siwak, mengusapkan parfum sebisanya pada hari Jum'at dianjurkan pada setiap laki-laki yang telah baligh." (Muttafaq 'alaih)

Dan sabda beliau Shallallaahu alaihi wa Salam yang lain:

"Apa yang menghalangi salah seorang di antara kamu jika dia mempunyai kesempatan untuk memakai dua pakaian (baju dan sarung) selain pakaian kerjanya pada hari Jum'at." (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah, shahih)

Juga sabda beliau Shallallaahu alaihi wa Salam tentang hari Jum'at:

"Hak setiap muslim adalah siwak, mandi Jum'at dan memakai minyak wangi dari rumah jika ada." (HR. Al-Bazzar, shahih)

Lebih awal pergi ke masjid untuk shalat Jum’at, yaitu beberapa saat sebelumnya.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam :

“Barangsiapa yang mandi pada hari Jum’at seperti mandi jinabat, kemudian dia pergi ke masjid pada saat pertama, maka seakan-akan dia berkurban dengan seekor unta dan siapa yang berangkat pada saat kedua, maka seakan-akan ia berkurban dengan seekor sapi, dan siapa yang pergi pada saat ketiga, maka seakan-akan dia berkurban dengan seekor domba yang mempunyai tanduk, dan siapa yang berangkat pada saat keempat, maka seakan-akan dia berkurban dengan seekor ayam, dan siapa yang berangkat pada saat kelima, maka seolah-olah dia berkurban dengan sebutir telur, dan apabila imam telah datang, maka malaikat ikut hadir mendengarkan khutbah.” (Muttafaq ‘alaih)

Melakukan shalat-shalat sunnah di masjid sebelum shalat Jum’at selama imam belum datang. Apabila imam telah datang, maka berhenti dari itu kecuali shalat tahiyyatul masjid tetap boleh dikerjakan meskipun imam sedang berkhutbah tetapi hendaknya dipercepat.

Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:

“Tidaklah seseorang mandi pada hari Jum’at dan bersuci sebisa mungkin, kemudian dia memakai wangi-wangian atau memakai minyak wangi, lalu pergi ke masjid dan (di sana) tidak memisahkan antara dua orang (yang duduk berjajar), kemudian dia shalat yang disunnahkan baginya, dan dia diam apabila imam telah berkhutbah, terkecuali akan diampuni dosa-dosanya antara Jum’at (itu) dan Jum’at berikutnya selama dia tidak berbuat dosa besar.” (HR. Al-Bukhari)

Makruh melangkahi pundak-pundak orang yang sedang duduk dan memisahkan (menggeser) mereka.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam, ketika beliau melihat seseorang yang melangkahi pundak orang-orang

“Duduklah, sesungguhnya kamu telah mengganggu orang lain, lagi pula kamu datang terlambat.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan An-Nasai, hadits shahih)

Dan juga berdasarkan hadits sebelumnya yang bunyinya:

“... Dan tidak memisahkan antara dua orang... niscaya akan diampuni segala dosanya dari Jum’at (itu) ke Jum’at berikutnya.”

Berhenti dari segala pembicaraan dan perbuatan sia-sia --seperti memain-mainkan kerikil-- apabila imam telah datang.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam :

“Apabila kamu berkata kepada temanmu ‘diamlah’, ketika imam sedang berkhutbah pada hari Jum’at, maka sesungguhnya kamu telah berbuat sia-sia.” (Muttafaq ‘alaih)

Diharamkan transaksi jual beli ketika adzan sudah mulai berkumandang.

Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari Jum’at, maka segeralah mengingat Allah dan tinggalkan jual beli.” (Al-Jumu’ah: 9)

Hendaklah memperbanyak membaca shalawat serta salam kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam pada malam Jum’at dan siang harinya.

Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam :

“Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku pada hari Jum’at, sesungguhnya tidak seorang pun yang membaca shalawat kepadaku pada hari Jum’at kecuali diperlihatkan kepadaku shalawatnya itu.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi)

Sabda beliau yang lain:

“Perbanyaklah membaca shalawat kepadaku pada hari Jum’at dan malam Jum’at, maka barangsiapa bershalawat kepadaku sekali, niscaya Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Al-Baihaqi, hadits hasan)

Disunnahkan membaca surat Al-Kahfi.

Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah :

“Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka dia akan mendapat cahaya yang terang di antara kedua Jum’at itu.” (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi, hadits shahih)

Bersungguh-sungguh dalam berdo’a untuk mendapatkan waktu yang mustajab (dikabulkannya do’a). Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam:

“Sesungguhnya pada hari Jum’at ada saat yang apabila seorang hamba muslim mendapatinya sedang dia dalam keadaan shalat dan memohon kebaikan kepada Allah niscaya Allah akan mengabulkannya.” (HR. Muslim)

Dan saat istijabah itu ialah pada akhir waktu hari Jum’at.

Ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam:

“Hari Jum’at terdiri dari dua belas waktu, diantaranya ada waktu dimana tidak seorang hamba muslim pun yang meminta kepada Allah suatu permintaan terkecuali akan diberikan kepadanya, maka hendaklah kalian mencarinya pada waktu terakhir yaitu setelah Ashar.” (HR. Abu Daud, An-Nasai dan Al-Hakim, hadits shahih)

Dalam hadits lain disebutkan:

“Dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu, ia berkata,‘Bersabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam, ‘Sebaik-baik hari, dimana matahari terbit di dalam-nya adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu pula dia diturunkan ke bumi, pada hari itu pula diterima taubatnya, pada hari itu pula dia wafat, pada hari itu pula Kiamat akan terjadi dan tidak ada makhluk yang melata di muka bumi kecuali menunggu hari Kiamat itu dari waktu Subuh hari Jum’at sampai terbit matahari, karena takut pada hari Kiamat terkecuali jin dan manusia. Di dalamnya ada satu saat yang apabila seorang hamba muslim menemuinya sedang dia dalam keadaan shalat dan memohon kepada Allah suatu kebutuhan, niscaya akan dikabulkan permohonannya.’ Ka’ab berkata, ‘Yang demikian itu hanya ada satu hari dalam setahun?’ Aku berkata, ‘Bahkan pada setiap hari Jum’at.’ Berkata Abu Hurairah, ‘Maka Ka’ab membaca Taurat, kemudian berkata, ‘Benarlah perkataan Nabi e itu.’ Abu Hurairah berkata, ‘Kemudian aku bertemu Abdullah Ibnu Salam, lalu aku ceritakan apa yang menjadi pembicaraanku dengan Ka’ab, maka dia berkata, ‘Aku telah mengetahui kapan saat itu.’ Abu Hurairah berkata, ‘Aku katakan kepadanya, ‘Beritahukan kepadaku hal itu.’ Abdullah bin Salam berkata, ‘Waktunya adalah saat terakhir dari hari Jum’at,’ Aku katakan kepadanya, ‘Bagaimana mungkin padahal Rasulullah e telah bersabda, ‘Tidak seorang hamba muslim pun yang mendapatinya sedang ia dalam keadaan shalat, dan pada waktu itu (setelah Ashar) tidak boleh shalat. Berkatalah Abdullah bin Salam, ‘Bukankah Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda, ‘Barangsiapa duduk pada suatu tempat sambil menunggu (waktu) shalat, maka dia dianggap dalam keadaan shalat sampai dia melaksanakan shalat,’ Aku katakan, ‘Ya.’ Dia berkata, ‘Itulah maksudnya’.” (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi dan An-Nasai, hadits shahih)

Dikatakan pula bahwa saat tersebut adalah sejak duduk-nya imam di atas mimbar hingga usainya pelaksanaan shalat.


d. Syarat-syarat Kewajiban Shalat Jum’at

Shalat Jum’at diwajibkan atas setiap muslim, laki-laki yang merdeka, sudah mukallaf, sehat badan serta muqim (bukan dalam keadaan musafir).

Ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam :

“Shalat Jum’at itu wajib atas setiap muslim, dilaksana-kan secara berjama’ah terkecuali empat golongan, yaitu hamba sahaya, perempuan, anak kecil dan orang sakit.” (HR. Abu Daud dan Al-Hakim, hadits shahih)

Adapun bagi orang yang musafir, maka tidak wajib melaksanakan shalat Jum’at, sebab Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam pernah melakukan perjalanan untuk menunaikan haji, dan ber-tempur, namun tidak pernah diriwayatkan bahwa beliau melaksanakan shalat Jum’at.

Dan dalam sebuah atsar disebutkan, bahwa Amirul Mukminin Umar Ibnul Khattab Radhiallaahu anhu melihat seseorang yang terlihat akan melakukan perjalanan, kemudian beliau mendengar ucapannya, ‘Seandainya hari ini bukan hari Jum’at, niscaya aku akan bepergian.’ Maka Khalifah Umar berkata, ‘Silakan Anda pergi, sesungguhnya shalat Jum’at itu tidak menghalangimu dari bepergian.’


e. Syarat-syarat Sahnya Shalat Jum’at

Untuk sahnya shalat Jum’at itu ada beberapa syarat, yaitu sebagai berikut:

Dilaksanakan di suatu perkampungan atau kota, karena di zaman Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam tidak pernah dilaksanakan terkecuali di perkampungan atau di kota. Dan beliau Shallallaahu alaihi wa Salam tidak pernah menyuruh penduduk dusun (orang pedalaman) untuk melaksanakannya. Dan tidak pernah disebutkan bahwa ketika bepergian beliau melaksanakan shalat Jum’at.

Meliputi dua khutbah. Ini berdasarkan pada perbuatan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam dan kebiasaan beliau (dalam melaksanakannya). Juga dikarenakan khutbah merupakan salah satu manfaat yang sangat besar dari pelaksanaan shalat Jum’at. Karena ia mengandung dzikir kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala, peringatan terhadap kaum muslimin serta nasehat bagi mereka.


f. Tata Cara Shalat Jum’at

Adapun tata cara pelaksanaan shalat Jum’at, yaitu imam naik ke atas mimbar setelah tergelincirnya matahari, kemudian memberi salam.

Apabila ia sudah duduk, maka muadzin melaksanakan adzan sebagaimana halnya adzan Dhuhur.

Dan apabila selesai adzan, berdirilah imam untuk melaksanakan khutbah yang dimulai dengan hamdalah dan pujian kepada Allah Subhannahu wa Ta'ala serta membaca shalawat kepada Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam.

Kemudian memberikan nasehat kepada para jama’ah, mengingatkan mereka dengan suara yang lantang, menyampaikan perintah dan larangan Allah Subhannahu wa Ta'ala dan RasulNya, mendorong mereka untuk berbuat kebajikan serta menakut-nakuti mereka dari berbuat keburukan, dan mengingatkan mereka dengan janji-janji kebaikan Allah Subhannahu wa Ta'ala serta ancaman-ancaman Allah Subhannahu wa Ta'ala.

Kemudian duduk sebentar, lalu memulai khutbahnya yang kedua dengan hamdalah dan pujian kepadaNya.

Kemudian melanjutkan khutbahnya dengan pelaksanaan yang sama dengan khutbah pertama dan dengan suara yang layaknya seperti suara seorang komandan pasukan perang, sampai selesai tanpa perlu berpanjang lebar, kemudian turun dari mimbar.

Selanjutnya muadzin melaksanakan iqamah untuk melaksanakan shalat. Kemudian memimpin shalat berjama’ah dua rakaat dengan mengeraskan bacaan, dan sebaiknya surat yang dibaca pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah adalah surat Al-A’la dan pada rakaat kedua surat Al-Ghasyiah, atau pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah surat Al-Jumu’ah dan pada rakaat kedua surat Al-Muna-fiqun. Dan jika dia membaca surat yang lain juga tidak apa-apa.


g. Shalat Sunnah Sebelum dan Sesudah Shalat Jum’at

Dianjurkan shalat sunnah sebelum pelaksanaan shalat Jum’at semampunya sampai imam naik ke mimbar, karena pada waktu itu tidak dianjurkan lagi shalat sunnah, kecuali shalat tahiyatul masjid bagi orang yang (terlambat) masuk ke dalam masjid. Dalam hal ini shalat tetap boleh dilaksana-kan sekali pun imam sedang berkhutbah dengan catatan mempercepat pelaksanaannya sebagaimana diterangkan di atas disertai dengan dalilnya.

Adapun setelah shalat Jum’at, maka disunnahkan shalat empat rakaat atau dua rakaat.

Ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam:

“Barangsiapa di antara kamu ingin shalat setelah Jum’at, maka hendaklah shalat empat rakaat.” (HR. Muslim)

Dari Ibnu Umar Radhiallaahu anhu disebutkan:

“Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam shalat setelah shalat Jum’at dua rakaat di rumah beliau.” (Muttafaq ‘alaih)

Sebagai pengamalan hadits-hadits ini, sebagian ulama mengatakan bahwa seorang muslim apabila ingin shalat sunnah setelah Jum’at di masjid, maka dia shalat empat rakaat dan apabila dia shalat di rumah, maka dia shalat dua rakaat.

Kajian Islam :
Tuntunan Shalat Menurut Al-Qur'an dan As Sunnah
oleh : Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al Jibrin

(Sumber: www.alsofwah.or.id)

Kaifiyat Khutbah Jum'at

Khotbah jumat merupakan kesempatan yang amat baik untuk memberikan nasihat kepada jamaah dalam rangka peningkatan ketakwaan kepada Allah swt. Khotbah ini menjadi sangat penting dan strategis karena dihadiri oleh jamaah dalam jumlah yang banyak sehingga banyak sekali masjid yang tidak mampu menampung jamaah jumat yang berasal dari berbagai kalangan, baik tua maupun muda, kaya maupun miskin, berpendidikan tinggi maupun rendah, yang berpangkat maupun orang biasa, begitulah seterusnya.

Sisi lain yang sangat penting untuk diperhatikan adalah jamaah jumat yang banyak itu semua dalam keadaan suci (berwudhu), mudah-mudahan dari kesucian jasmani itu, dimiliki juga kesucian rohani sehingga mudah bagi mereka untuk menerima dan melaksanakan pesan-pesan dakwah dari seorang khatib.

Agar target khotbah yang hendak dicapai itu bisa terpenuhi, maka disamping kemampuan berkhotbah yang bisa diandalkan dengan kepribadian sang khatib yang baik. Khotbah juga harus dilaksanakan sesuai dengan sunnah Rasulullah saw. yang dalam istilah fiqihnya disebut dengan kaifiyat (tata cara) khotbah.

Memahami kaifiyat khotbah jumat menjadi sesuatu yang sangat penting karena khotbah jumat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan ibadah jumat itu sendiri. Berikut ini adalah hal-hal yang harus dipahami dan dilaksanakan oleh seorang Khotib dalam menyampaikan khotbah jumat:

NAIK KE MIMBAR DAN MEMBERI SALAM

Setelah waktu jumat tiba, biasanya Ta’mir Masjid naik ke mimbar untuk menyampaikan beberapa pengumuman termasuk mempersilahkan Khotib naik ke mimbar. Setelah dipersilahkan, khotib harus segera naik ke mimbar dan memberi ucapan salam. Hal tersebut terdapat dalam hadits Nabi saw:

“Jabir meriwayatkan bahwa sesungguhnya Nabi saw. apabila naik ke mimbar, maka ia memberi salam (HR Ibnu Maajah).

DUDUK DAN MENDENGARKAN ADZAN

Setelah memberi salam, Khatib duduk di atas kursi atau bangku yang terdapat di atas mimbar, lalu muadzin memperdengarkan azan sebagaimana terdapat dalam hadits Nabi:

“Adalah bilal, biasa azan apabila Nabi saw. duduk di atas mimbar dan ia iqamat apabila Nabi saw. telah turun.” (HR Ah-mad dan Nasa’i)

MEMENUHI RUKUN KHOTBAH

Khotbah jumat tentu saja ada rukun-rukunya yang harus dipenuhi, baik pada khotbah pertama maupun khotbah kedua. Adapun rukun-rukun khotbah itu antara lain:
- mengucapkan hamdalah,
- syahadatain, shalawat atas Nabi,
- menyampaikan wasiat takwa,
- membaca ayat-ayat Al-Quran,
- dan berdoa, khususnya doa memintakan ampun bagi muslim dan muslimah, hal ini dikemukakan di dalam hadits-hadits berikut;

Dari Abu Hurairah ra. Bahwa Nabi saw. bersabda:

“ Tiap-tiap pembicaraan yang tidak didahului dengan hamdalah, maka dia itu sia-sia” (HR Abu Daud dan Ahmad)

“Khotbah yang di dalamnya tidak berisikan syahadat seperti tangan yang berpenyakit kusta “ (HR Abu Daud dan Tirmidzi)

“Adalah Rasulullah saw. biasa berkhotbah dengan berdiri dan duduk di antara dua khotbah, membaca beberapa ayat dan memberi nasihat kepada jamaah” (HR Jamaah kecuali Bukhari dan Tirmidzi).

“Dari Samurah bin Jundab bahwasanya Nabi saw. memintakan ampun bagi mukminin dan mukminat di tiap-tiap jumat.” (HR Daruquthni dengan isnad yang lemah)

MENYAMPAIKAN KHOTBAH DENGAN SINGKAT, PADAT, DAN SUARA YANG LANTANG

Dalam menyampaikan khotbah, Rasulullah saw. mencontohkan kepada kita untuk berkhotbah dengan waktu yang singkat dengan materi yang padat serta didukung oleh suara yang lantang sebagamana hadits berikut:

“Sesungguhnya Nabi saw. tidak pernah memanjangkan khotbahnya pada hari jumat. Sesungguhnya khotbah itu hanya berisikan kalimat-kalimat yang pendek.” (HR Abu Daud dari Jabir)

“Dari Jabir bin Abdullah bahwa biasanya Rasulullah ketika berkhotbah merah matanya, lantang suaranya, bagaikan seseorang yang sedang marah, seakan-akan komandan pasukan yang memperingatkan agar anak buahnya selalu berlaku waspada pagi dan petang.”(HR Muslim)

IQOMAT BILA KHUTBAH SELESAI

Bila Khotib telah selesai menyampaikan khotbahnya, maka muadzin menyampaikan iqomat sebagaimana hadits di atas untuk selanjutnya dilaksanakan sholat Jumat. Sebagian masjid telah memiliki imam tetap yang dapat memimpin sholat setiap saat termasuk sholat Jumat. Namun sebagian yang lain tidak memiliki imam tetap dan biasanya khotib sekaligis diminta untuk menjadi Imam Sholat. Karena itu penting juga bagi para khotib mempersiapkan diri untuk menjadi imam ketika ia menjadi khotib di sebuah tempat/masjid.

Demikianlah tuntunan pelaksanaan khotbah Jumat, semoga kiranya pembahasan ini dapat memberikan pemahaman yang cukup yang dapat menjadikan para peserta kursus khotib di tempat ini menjadi khotib yang handal dan mumpuni.

(Sumber: bakornasldmi.multiply.com)

Bukti Kebenaran Al-Qur'an (Sudut Pandang Ilmu Astronomi)

Sesungguhnya ilmu yang paling utama dikuasai adalah ilmu tentang Kitabullah (Al-Qur’an). Dari segi membacanya, menghafal, memahami, menafsiri serta mengamalkannya. Kemudian ilmu sunnah Rasulullah saw. Dari segi riwayat, dirayat, praktik dan pemahaman agama dalam konteks akidah, ibadah, muamalah.

Selain menguasai kedua ilmu tersebut, umat islam saat ini, sangat membutuhkan generasi yang menguasai ilmu-ilmu penting lainnya, agar mudah melayani dan membela agama; mampu melindungi tempat suci, kehormatan dan aqidahnya serta tidak bergantung sepenuhnya kepada non muslim dalam kehidupan bermasyarakat. Ilmu-ilmu tersebut antara lain : ilmu astronomi, teknik, kedokteran, ekonomi, sosial-politik, militer, seni, sastra dansebagainya.

Al-Qur’an adalah wahyu yang terakhir yang datang dari Allah swt. Manusia modern akan selalu berusaha menganalisa dan membuktikan kebenaran Al-Qur’an. Mereka berdalih bahwa kitab yang datang dari Tuhan harus terbukti tahan ujian waktu, dan benar,Al-Qur’an bahkan sampai hari ini dan akan datang, bisa dianalisa dan dibuktikan kebenarannya.

Pada zaman dimana puisi dan sastra sangat mendominasi kehidupan manusia, Allah swt. menantang manusia yang masih meragukan kebenaran Al-Qur’an “Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al- Qur’an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” ( Qs. 2:23 )

Bahasa Al-Qur’an begitu menakjubkan, tidak dapat dilampaui namun dapat dimengerti, tidak menyimpang dan pada waktu yang sama sangat menyelamatkan. Lalu datanglah masa kini, zaman ilmu pengetahuan dan teknologi. Al-Qur’an yang berisi lebih dari 6200 ayat, diantaranya lebih 1000 ayat yang menjelaskan tentang ilmu pengetahuan. Dalam bidang Astronomi, kalau kita bertanya kepada ilmuan bagaimana alam semesta terbentuk dan ada, mereka akan memberitahu tentang big bang theory (teori ledakan besar). Mulanya di langit ada sekelompok bintang yang nampak seperti kabut yang dinamakan nebula, lalu ada pemisahan kedua yang membentuk galaksi, lebih jauh; terjadi pemisahan menjadi tata surya yang melahirkan matahari, sejumlah planet, bulan dan bumi. Allah telah menjelaskan hal ini dalam Surah Anbiya. “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?.” (Qs.21:30).

Ayat ini bicara tentang big bang theory, bayangkan, apa yang kita temukan masa kini, Al-Qur’an telah menyebutkannya lebih dari 1400 tahun yang lalu. Allah juga mengatakan dalam surah Fushshilat “Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa." Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati.”(Qs. 41:11).
Dalam bahasa arab kata dukhan artinya asap. Jika anda bertanya kepada ilmuan bagaimana awal alam semesta, mereka akan mengatakan bahwa alam semesta pada mulanya bukan berbentuk padat tapi gas yang tampak seperti asap.

Dulu orang menganggap bahwa bumi ini datar, sehingga mereka takut pergi terlalu jauh karena nanti bisa terjatuh,baru pada tahun 1597 ketika Francis Drake; berlayar mengelilingi bumi kemudian membuktikan bahwa dunia ini berbentuk bulat. Bukankah Allah telah menyebutkannya dalam Al-Qur’an surah Luqman.“Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang ditentukan, dan sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Qs. 31:29).

Penyatuan adalah proses yang lambat dan bertahap. Malam secara perlahan dan bertahap berubah menjadi siang dan siang secara perlahan dan bertahap berubah menjadi malam, gejala ini hanya mungkin terjadi jika bumi berbentuk bulat, tidak mungkin bumi berbentuk datar, jika bumi berbentuk datar maka akan ada perubahan yang mendadak. Hal ini diperkuat oleh Allah pada firman-Nya dalam surah Az-zumar . “Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Qs. 39 : 5)

Kata Kawwara dalam bahasa Arab berarti melewati / menggulung. Gejala ini hanya akan terjadi jika bumi berbentuk bulat dan tidak mungkin terjadi jika bumi berbentuk datar. Firman Allah dalam surah An-Naazi’aat . “Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.”(Qs. 79 : 30).

Kata dasar dari Dahahaa berarti keteluran, bukan sembarang telur tetapi khusus mengacu pada telur burung unta. Sedikit menyempit dari puncaknya dan menonjol dari pusat. Jadi Al-Qur’an telah menunjukkan bentuk tepat geospherical dari bumi lebih 14 abad yang lalu.

Sebelumnya kita berpikir bahwa cahaya bulan adalah cahayanya sendiri, barulah akhir-akhir ini kita tahu bahwa cahaya bulan adalah cahaya matahari yang dipantulkan. Bukankah Allah telah mengatakannya dalam surah Al-Furqan ayat 61, dalam surah Yunus ayat 5. Pesan yang sama juga diulang pada surah Nuh.“Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? (Qs.71:16).

Sebelumnya ilmuan Eropa mengatakan bahwa bumi berdiri sendiri sebagai pusat planet dan benda-benda langit lainnya termasuk matahari mengelilingi bumi. Ini dikenal sebagai teori geocentrism. Teori ini dipercaya para ahli pada abad ke-2 SM dan bertahan selama 16 abad lamanya, sampai Copernicus mengatakan bahwa bumi dan planet lainnya berputar mengelilingi matahari.

Tahun 1609, Yohannes Kippler menulis dalam bukunya Astronomi dan Norwegia, bahwa bukan hanya bumi dan planet yang berputar mengelilingi matahari, mereka juga berputar diporosnya sendiri.

Disekolah kita bahkan diajarkan bahwa bumi dan planet berputar pada porosnya sendiri dan berputar mengelilingi matahari, sedangkan matahari tetap dan tidak berputar pada porosnya, tapi Allah berfirman pada surah Al-Anbiya. “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (Qs. 21 : 33)
Kata dasar dari Yasbahuna berarti gerakan dari badan yang bergerak. Hal ini menunjukkan bahwa matahari juga berputar pada porosnya.

Demikian tinggi dan benarnya Al-Qur’an sehingga ilmuan Barat pun mengkaji Al-Qur’an untuk kepentingan riset mereka, walaupun tanpa disertai keimanan dan ketaqwaan. Lantas mengapa justru kita yang mengabaikan Al-Qur’an?. Mengapa kita sering melihat bagaimana seorang pelajar ataupun mahasiswa menghabiskan semua umurnya untuk mengkaji ilmu eksak, sementara dia tidak pernah sekalipun menyelesaikan kajian tafsirnya?.

Orang Eropa dan Amerika maju peradabannya karena jauh dari agama mereka, sedangkan umat islam mundur karena jauh dari agamanya.

(penulis : Andi Hasad, Dosen Teknik Elektro UNISMA Bekasi. www.immasjid.com/ Jumat, 18 Juli 08)

Jumat, 18 Februari 2011

(Tips) Melatih Anak Sholat (Sejak Dini)

Rizky, bayi berumur 1,5 tahun itu sudah pandai berlari-larian. Lucunya, setiap melihat ibu dan kakaknya shalat berjama’ah, Rizky selalu ribut minta dipakaikan mukena seperti kakak-kakaknya. Lalu, dengan penuh semangat dia segera mengambil posisi di sebelah ibunya dan mulai bertakbir sambil menirukan semua gerak-gerik ibu dan kakak-kakaknya. Sekalipun posisi sujudnya masih dengan pantat dan lutut sama-sama menungging, tapi Rizky merasa dia sudah melakukan gerakan yang benar. Dan, Rizky mungil tak pernah melewatkan saat-saat shalat bersama keluarganya.

Apa yang terbetik dalam pikiran Anda ketika melihat seorang ibu melatih anak shalat sejak usia mereka masih balita (di bawah 5 tahun)? Sebagian mungkin akan berkomentar: Apa tidak terlalu kecil? Mereka kan belum baligh, jadi kan nggak wajib toh?Sebagian yang lain mungkin tertarik dan ta’jub, kok bisa anak-anak masih balita kok sudah demen shalat, ya? begitu mungkin komentarnya.

Mengukir Mutiara Nan Indah

Apa yang dilakukan anak seperti Rizky, tak lepas dari peran orangtuanya dalam memberikan keteladanan dan menanamkan kebiasaan yang baik sejak usia Rizky masih dini. Bahkan, mungkin ibu Rizky sudah biasa mengajaknya ikut serta shalat sejak Rizky masih dalam buaian.

Sebagian orang mungkin menganggap aneh ada seorang ibu shalat sambil menggendong bayi. Sesekali bayinya diangkat saat menangis, dan sesekali bayinya diletakkan di sajadah di samping sang ibu. Kebanyakan para ibu justru suka menitipkan bayinya pada orang lain saat hendak shalat. Dan tak jarang ada ibu-ibu yang nggak sempat shalat karena bayinya rewel terus dan nggak ada orang yang bisa dititipi bayinya. Nah, lho!

Sesungguhnya setiap orangtua akan termotivasi melatih anaknya shalat dengan baik, bila mereka mengetahui filosofi pendidikan anak. Rasulullah saw menegaskan bahwa pendidikan merupakan pemberian terbaik dari orangtuanya. At Tirmidzy meriwayatkan sebuah hadits Rasululllah saw yang artinya: Tidak ada pemberian orangtua kepada anak yang lebih utama daripada pendidikan yang baik.

Imam Al-Ghazali berkata, Anak itu amanah Allah bagi kedua orangtuanya, hatinya bersih bagaikan mutiara yang indah bersahaja, bersih dari setiap lukisan dan gambar. Ia menerima setiap yang dilukiskan, cenderung ke arah apa saja yang diarahkan kepadanya. Jika ia dibiasakan belajar dengan baik ia akan tumbuh menjadi baik, beruntung di dunia dan di akhirat. Kedua orangtuanya, semua gurunya, pengajar dan pendidiknya sama-sama mendapat pahala. Dan jika ia dibiasakan melakukan keburukan dan diabaikan sebagaimana mengabaikan hewan, ia akan celaka dan rusak, dan dosanya menimpa pengasuh dan orang tuanya.

Pendidikan Sejak Kecil, Penting!

Anak usia dini (0-6 tahun) adalah seseorang yang belum baligh dan belum mempunyai beban taklif, yaitu belum dibebankan untuk melaksanakan hukum-hukum syara’ baik yang terkait dengan ibadah, muamalah, akhlaq, dan lain-lain. Namun tidak berarti pendidikan baru diberikan kepada anak pada saat usia baligh. Rasulullah saw telah menuntun kita untuk memulai pendidikan sejak dini, sebagaimana sabda Rasulullah saw: uthlubul’ilma minalmahdi ilallakhdi, artinya: Tuntulah ilmu dari buaian sampai ke liang lahat.

Banyak ucapan atau pendapat para ulama yang mengisyaratkan pentingnya menuntut ilmu pada waktu kecil. Al-Hasan bin Ali bertutur: Menuntut ilmu pada waktu kecil ibarat mengukir di atas batu. Beliau juga berkata kepada putra dan kemenakannya, Pelajarilah ilmu, sesungguhnya jika kalian menjadi pemuda suatu kaum, besok kalian menjadi pemuka mereka. ‘Ursah bin Az-Zubair berkata kepada putranya, Kemarilah dan belajarlah dariku. Kelak kamu akan menjadi pemimpin suatu kaum

Ibadah shalat merupakan rukun Islam yang kedua yang harus dilaksanakan oleh setiap umat manusia. Tetapi tidak sedikit umat Islam yang lalai melaksanakan kewajiban ini. Karena itu dibutuhkan suatu metode terutama bagi anak-anak agar mereka rajin dan giat dalam melaksanakan ibadah shalat. Melatih anak melaksanakan shalat sejak usia dini bukan karena anak telah wajib melakukannya tapi dalam rangka mempersiapkan dan membiasakan untuk menyambut masa pembebanan kewajiban ketika ia telah baligh nantinya.

Melatih anak sejak dini, diharapkan dapat membentuk kebiasaan bagi anak. Dengan demikian, pelaksanaan kewajiban nantinya akan terasa mudah dan ringan, disamping juga sudah memiliki kesiapan yang matang dalam mengarungi kehidupan dengan penuh keyakinan. Melatih anak melakukan shalat karena Allah akan memberikan pengaruh mengagumkan pada jiwa anak, karena akan menjadikan anak selalu berhubungan dengan Allah SWT.

Tahapan Melatih Anak Shalat

Pembinaan ibadah shalat bagi anak-anak dilakukan dengan beberapa tahap. Pada tahap pertama yaitu tahap anak berusia kurang dari enam tahun atau disebut juga tahap usia dini, orang tua hendaknya mulai memberikan pengertian kewajiban melaksanakan shalat. Di usia batita (di bawah 3 tahun) seperti Rizky, barangkali orangtua hanya berusaha untuk mengajak serta saja tanpa perlu memaksa.

Anak mulai bisa diperintahkan melaksanakan shalat ketika dia sudah bisa membedakan antara tangan kanan dan kirinya. Hal ini berlandaskan pada hadist yang diriwayatkan Ath-Thabrani dari Abdullah bin Hubaib r.a. bahwa Rasulullah Saw bersabda Apabila seorang anak telah tahu (membedakan) tangan kanan dan kirinya, maka perintahkanlah dia melak-sanakan shalat. Anak yang mendapatkan stimulasi perkembangan dengan baik, tentunya akan lebih cepat pula membedakan tangan kiri dan tangan kanannya sehingga lebih cepat pula dapat memerintahkan dia untuk melaksanakan shalat.

Setelah anak tahu kewajiban melak-sanakan shalat, maka barulah orangtua sebagai pendidik yang paling utama, mulai mengajarkan kepada anak yang berkaitan dengan shalat. Rasulullah memberikan batasan usia tujuh tahun sebagai awal yang paling baik bagi anak untuk diajarkan masalah yang terkait dengan shalat seperti syarat sahnya shalat, rukun dan yang membatalkan shalat, dan ini disebut juga sebagai tahap kedua yaitu tahap anak berusia prabaligh.

Tips Melatih Anak Shalat

Karena pembelajaran shalat untuk anak usia dini adalah dalam rangka pembiasaan, bukan karena kewajiban, maka orang tua dapat melatih anak dengan cara-cara berikut ini:

1. TELADAN.

Memberikan keteladanan dengan cara mengajak anak melaksanakan shalat berjamaah di rumah. Keteladanan yang baik membawa kesan positif dalam jiwa anak. Orang yang paling banyak diikuti oleh anak dan yang paling kuat menanamkan pengaruhnya ke dalam jiwa anak adalah orang tuanya. Oleh karena itu, Rasulullah Saw memerintahkan agar orang tua dapat menjadi teladan yang baik bagi anak-anak mereka.

Pada tahap awal, keteladanan yang dapat dicontoh anak adalah gerakan-gerakan shalat. Pada tahap berikutnya keteladanan yang bisa diberikan orangtua adalah bacaan shalat. Saat anak ikut shalat bersama orang tua, sebaiknya orang tua melafazkan bacaan shalat dengan suara yang terdengar oleh anak. Sehingga anak tidak hanya mendapatkan stimulasi gerakan shalat tapi juga bacaan shalat. Masa anak-anak adalah masa meniru dan memiliki daya ingat yang luar biasa. Orang tua harus menggunakan kesempatan ini dengan baik, jika tidak ingin menyesal kehilangan masa emas (golden age) pada anak.

2. MELATIH BERULANG-ULANG.

Melatih gerakan dan bacaan shalat pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan cara berulang-ulang. Semakin sering anak usia dini mendapatkan stimulasi tentang gerakan shalat, apalagi diiringi dengan peng-arahan tentang bagaimana gerakan yang benar secara berulang-ulang maka anak usia dini semakin mampu melakukannya. Begitu juga dengan bacaan shalat. Semakin sering didengar oleh anak, maka semakin cepat anak hafal bacaan shalat tersebut. Sekalipun pemberi teladan yang utama adalah ayah dan ibu, diharapkan orang dewasa lainnya yang tinggal bersama anak juga bisa menjadi teladan bagi anak. Sehingga disaat Ayah tidak di rumah dan Ibu berhalangan memberikan teladan, maka pemberian latihan tetap bisa berlangsung oleh orang dewasa lainnya yang tinggal bersama anak.

3. SUASANA NYAMAN & AMAN.

Menghadirkan suasana belajar shalat yang mem-berikan rasa aman dan menyenangkan bagi anak dalam menerima seluruh proses pendidikan shalat yang diselenggarakan. Saat anak usia dini mengikuti gerakan-gerakan orang tua dalam shalat, pada tahap awal terkadang bisa mengganggu kekhusukan shalat orang tua. Orang tua harus dapat memahami bahwa tindakan anak meniru gerakan orang tua adalah sebagai proses belajar, sehingga sekalipun anak dapat mengganggu kekhusukan shalat orang tua, anak tidak boleh dimarahi atau dilarang dekat dengan orang tua saat shalat. Pengarahan tentang bagaimana tata cara shalat yang benar kita ajarkan kepada setelah proses shalat berlangsung. Dalam tahap lanjut, anak tidak hanya bisa meniru gerakan shalat, tapi juga memiliki kebanggaan untuk mengenakan simbol-simbol Islami baik dalam ucapan maupun perilaku dalam shalat dan sebagainya.

4. TIDAK MEMAKSA.

Tidak melakukan pemaksaan dalam melatih anak usia dini melakukan shalat. Perkembangan kemampuan anak melakukan gerakan shalat adalah hasil dari pematangan proses belajar yang diberikan. Pengalaman dan pelatihan akan mempunyai pengaruh pada anak bila dasar-dasar keterampilan atau kemampuan yang diberikan telah mencapai kematangan. Kemudian, dengan kemampuan ini, anak dapat mencapai tahapan kemampuan baru yaitu dapat melakukan gerakan shalat sekalipun belum berurutan. Pemaksaan latihan kepada anak sebelum mencapai kematangan akan mengakibatkan kegagalan atau setidaknya ketidakoptimalan hasil. Anak seolah-olah mengalami kemajuan, padahal itu merupakan kemajuan yang semu. Di samping itu, latihan yang gagal dapat menimbulkan kekecewaan pada anak atau rasa tidak sukapada kegiatan yang dilatihkan. Dengan demikian, saat anak usia dini tidak bersedia diajak shalat bersama, maka orang tua tidak harus memaksakan anak.

5. TIDAK MEMBANDING-BANDINGKAN.

Secara fisik, semakin bertambah usia anak maka semakin mampu melakukan gerakan-gerakan motorik dari yang seder-hana sampai yang komplek. Namun perlu diperhatikan adanya keunikan setiap anak. Bisa jadi tahapan perkembangan gerakan motorik antara anak pertama lebih cepat dibandingkan anak kedua. Oleh karenanya, penting bagi orangtua untuk memperhatikan perkembangan perseorangan, dan tidak membanding-bandingkan dengan sang kakak atau anak lain yang seusia dengan anak. Bisa jadi sang kakak lebih cepat bisa mencontoh gerakan shalat dibandingkan dengan sang adik. Dalam kondisi ini orang tua tidak boleh langsung menilai bahwa sang adik tidak pintar seperti sang kakak. Setiap anak harus mendapatkan perhatian dari orang tua hingga muncul penghargaan atas diri anak dan antar sesama anak.

(Sumber : http://serpongmosleemah.dagdigdug.com/category/haus-ilmu-nih/mencetak-generasi-rabbani/ sebagaimana dimuat di http://sajadahanakkartun.blogspot.com/)

Kiat Menulis Surat Pembaca untuk Masjid di Media Massa

Diakui atau tidak, rubrik Surat Pembaca yang ada di setiap media massa ternyata bisa dijadikan salah satu cara efektif untuk menggalang dukungan/bantuan bagi pelaksanaan kegiatan/pembangunan masjid dan musholla kita. Selain tidak banyak membuang waktu dan energi untuk berkeliling door to door, cakupan warga yang bisa diajak berpartisipasi juga lebih banyak dan luas (meliputi wilayah edar media massa tersebut).

Cara menggalang dukungan/bantuan dengan mengirim surat ke rubrik Surat Pembaca, selama ini, memang terlihat telah banyak dilakukan para pengurus Masjid/musholla di berbagai wilayah. Namun, seringkali, upaya tersebut ternyata tidak bisa mendatangkan hasil maksimal, karena, surat pembaca yang dituliskan tidak bisa efektif untuk mengetuk hati para pembaca/masyarakat umum.

Salah satu ketidakefektifan tersebut disebabkan kurang tepatnya pemilihan kata-kata yang digunakan dalam surat pembaca yang ditulis. Penggunaan kata-kata yang cenderung bersifat formal, biasanya, hanya akan dilewatkan begitu saja oleh para pembaca, karena, tidak mampu menyentuh atau berpengaruh terhadap perasaannya. Pembaca 'tidak mau' membaca karena merasa tidak terlibat dalam persoalan yang diungkap pada surat pembaca tersebut.

Karenanya, diperlukan kiat-kiat khusus agar surat pembaca tersebut bisa benar-benar mengetuk hati pembaca. Memang tidak ada patokan pasti dalam menulis surat pembaca. Namun, ada baiknya kita melakukan langkah-langkah khusus agar surat pembaca kita bisa lebih efektif.

Namun, sebelumnya, sebagai contoh, kita ambil surat pembaca yang pernah dikirim Panitia Pembangunan Talud/Rehabilitasi Bencana Alam Masjid An Nur Sidorejo, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul ini. Surat pembaca ini dimuat di Rubrik Pikiran Pembaca Harian Kedaulatan Rakyat, tanggal 20 Januari 2011:

Selamatkanlah Masjid Kami!


Hari Kamis (6/1) dan Jum’at (7/1), musibah melanda masjid kami, Masjid An-Nur Sidorejo, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, DIY.Menyusul hujan deras yang mengguyur kawasan kami, tebing di depan masjid menjadi LONGSOR. Akibatnya talud sepanjang lebih dari 36 meter (setinggi 11 meter) yang selama ini menjadi pengaman bagi keberadaan masjid An-Nur pun ambrol.

Di bagian utara (tempat wudhu dan dapur), jarak longsor dengan bangunan bahkan tinggal setengah meter, sehingga, jika ada longsor susulan, --bukan tidak mungkin--bangunan itu pun akan ROBOH.

Sejak longsornya talud itu, kami, jamaah dan masyarakat di sekitar masjid terus merasa WAS-WAS. Apalagi, hujan deras masih terus terjadi dan mengguyur kawasan kami. Khawatir akan terjadi longsor susulan, sehingga,bangunan utama masjid pun menjadi roboh.

Jika hal itu terjadi, masyarakat -terutama kaum muslim- di Sidorejo, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul terancam akan KEHILANGAN TEMPAT BERIBADAH. Tempat berpasrah dan menyerahkan diri pada Yang MahaKuasa. Allah SWT. Tempat menegakkan ajaran agama Islam.

Haruskah hal itu terjadi? padahal, untuk memperbaiki atau membangun kembali talud tersebut, kami tidak punya cukup dana. Hanya doa yang bisa kami panjatkan : YA ALLAH, SELAMATKANLAH RUMAH-MU.. SELAMATKANLAH MASJID KAMI..

Hingga kini, kami hanya bisa melakukan langkah penanggulangan dengan seadanya, terutama untuk menanggulangi agar longsor susulan tidak merobohkan masjid kami. Kami sangat berharap dukungan dan bantuan berbagai pihak –dalam bentuk apapun--, agar talud tersebut bisa segera dibangun kembali. Sehingga, masjid kami bisaterselamatkan dan kami pun bisa kembali tenang menjalankan ibadah sebagai umat muslim.

Jika anda terketuk untuk membantu menyelamatkan rumah Allah tersebut, bantuan bisa disalurkan ke :

Panitia Pembangunan Talud/ Rehabilitasi Bencana Alam
Masjid An-NurSidorejo, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, DIY.

Sekretariat : Masjid An-NurSidorejo, Ngestiharjo, Kasihan. Bantul 55182.
CP: AtmamWinarto (0811258164), S JokoYuwono (081328198630), WiwikSusilo (08122768292).

atau ke :


Nomor Rekening : BCA NO. 169.180.6869 a/n Atmam Winarto Atau Rek. Bank Mandiri No. 1370004394157 a/n Atmam Winarto

Terimakasih atas perhatian dan dukungannya. Semoga menjadi amal ibadah kita semua dan mendapat balasan setimpal dari Allah SWT. Amien.



Panitia Pembangunan Talud/ Rehabilitasi Bencana Alam
Masjid An-Nur Sidorejo, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, DIY
Ir. Atmam Winarto (Ketua)/0811258164
Wiwik Susilo (Sekretaris)/08122768292
Sekretariat: Masjid An-NurSidorejo, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul 55182
Email: wiwiksa@yahoo.com,
info lengkap : http://www.saveourmosque.blogspot.com



Melihat surat pembaca di atas, terlihat adanya beberapa hal yang bisa kita jadikan sebagai kiat untuk menulis surat pembaca yang lebih efektif:

1. Pemilihan kata yang tepat dan menimbulkan efek 'melibatkan' pembaca dalam persoalan yang kita hadapi.

Sebagai contoh, judul surat pembaca di atas sengaja dipilih "Selamatkanlah Masjid Kami!", bukan "Mohon Bantuan untuk Masjid Kami!", karena, ternyata kata 'selamatkanlah' terlihat lebih melibatkan emosi dan perasaan pembaca, daripada kata 'mohon bantuan'.

Pembaca seringkali sudah malas membaca isi surat pembaca yang berjudul "mohon bantuan", karena, sudah bisa mengira-ngira isinya dan diperkirakan tidak akan menimbulkan manfaat baginya. Selain itu, kata 'mohon bantuan" memberikan jarak antara penulis dan pembaca (pembaca tidak merasa terlibat dalam persoalan). "Ah, paling isinya orang minta sumbangan," begitu kira-kira reaksi pembaca saat membaca surat pembaca berjudul "Mohon Bantuan". Bandingkan, dengan reaksi pembaca saat mendengar atau membaca kata "Selamatkanlah". Namun, Tidak hanya kata "Selamatkanlah", anda juga bisa menggunakan kata lain yang bisa lebih menyentuh perasaan pembaca.

2. Kemukakan persoalan yang sedang dihadapi dengan sejelas-jelasnya, terutama terkait latar belakang dan dampaknya. Harus diingat, latar belakang dan dampak yang dikemukakan harus berdasar pada kenyataan di lapangan, bukan hal yang dibuat-buat atau dibesar-besarkan.

Dalam surat pembaca Masjid An Nur di atas, latar belakang persoalan dikemukakan dalam paragraf awal. Yaitu, tentang terjadinya bencana tanah longsor hingga dampaknya yang mengancam keberadaan masjid (sertai data hari/tanggal terjadinya bencana agar terlihat lebih menyakinkan).

Aspek dampak perlu dikemukakan di sini, selain lebih memperjelas, juga agar pembaca mengetahui manfaat yang bisa diambil jika ia ikut membantu. Yaitu, menyelamatkan saudara-saudaranya dari ancaman kehilangan tempat beribadah. Sungguh sebuah perbuatan mulia yang tentu saja akan mendapatkan balasan setimpal dari Allah SWT.

3. Kemukakan hal-hal yang sudah kita lakukan.

Misalnya, perkembangan pembangunan masjid, proses penanggulangan bencana yang menimpa masjid dan sebagainya, agar pembaca bisa mengetahui bahwa para jamaah sudah melakukan upaya-upaya maksimal untuk menyelamatkan masjidnya, namun, masih belum bisa optimal akibat berbagai kendala, terutama pendanaan. Pembaca juga akan mengetahui, jika kepedulian yang diberikan hanya bersifat "membantu" bukan yang "utama", karena, mereka biasanya tidak menyukai orang yang hanya menggantungkan pada "bantuan" orang lain, tanpa berusaha apapun.

4. Sertakan data dan alamat panitia untuk mempermudah masyarakat memberikan bantuan. Terutama nomor rekening bank, karena, tidak semua pembaca berkesempatan datang ke sekretariat panitia untuk memberikan bantuan secara langsung.

5. Jangan lupa, pada bagian akhir isi surat, sertakan ucapan terima kasih atas bantuan dan kepedulian para pembaca terhadap nasib masjid kita.

6. Pada bagian akhir, tuliskan nama, alamat, serta nomor kontak orang-orang yang bertanggungjawab atas surat pembaca yang ditulis. Jika ada, sertakan nomor handphone dan alamat e-mail/web, agar pembaca lebih yakin.

7. Setelah semua ditulis, tentu saja, kirim ke Redaksi Media Massa, dengan menuliskan rubrik yang diinginkan pada bagian kiri amplop. Jangan lupa sertakan foto kopi KTP salah satu panitia, karena, biasanya, hal ini diminta oleh pihak redaksi untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Bisa dikirim langsung ke kantor redaksi, bisa juga melalui pos.

8. Salah satu hal yang seringkali dilupakan adalah menyertakan surat pengantar untuk redaksi media massa terkait surat pembaca yang kita kirimkan. Istilahnya, kulanuwun atau permisi pada pemimpin redaksi media itu.

Jadi, ada dua surat yang kita kirim, meski akhirnya hanya satu surat yang akan dimuat, yaitu bagian surat pembaca. Surat pengantar ini berisi permohonan bantuan pada pimpinan redaksi media massa bersangkutan untuk memuat surat yang kita kirim di media yang dipimpinnya. Sekaligus ucapan terima kasih pada pihak media massa, karena, telah bersedia memuat surat pembaca kita.

9. Jika semua langkah sudah dilakukan, kita harus bersabar hingga surat pembaca kita dimuat, karena, bukan kita saja yang mengirim surat pembaca ke media tersebut. Karena banyaknya surat pembaca yang datang ke redaksi, kita pun harus mengantri. Berdasar pengalaman, surat pembaca biasanya dimuat 3-5 hari setelah dikirim. Namun, bisa juga kurang dari waktu tersebut.

Nah, belajar dari surat pembaca Masjid An Nur tersebut, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar surat pembaca kita bisa lebih efektif. Namun, ini sekedar sharing pengalaman saja lho. Anda atau pihak lain mungkin saja mempunyai kiat lain untuk keperluan ini. Silakan saja. Namun, jika tidak berkeberatan, tidak ada salahnya jika anda juga bersedia membagi kiat anda pada takmir masjid/musholla lain demi kemaslahatan bersama. Kita tunggu.

Penulis :
Wiwik Susilo
(Sekretaris Panitia Rehabilitasi Bencana Alam Masjid An Nur Sidorejo, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul DIY)

Kamis, 17 Februari 2011

AD-ART Bagi Takmir Masjid, Perlukah?

Dalam sebuah pengelolaan organisasi/lembaga modern, AD-ART atau Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sudah jamak dimiliki, karena, menjadi dasar dan peraturan yang mengikat seseorang atau kelompok dalam berbagai kegiatan atau program yang dilakukan. Menjadi arah sekaligus rambu-rambu, agar apa yang dikerjakan tidak terlalu melenceng dari Keinginan awal berdirinya organisasi/lembaga tersebut.

Mengingat pentingnya AD-ART seperti itu, tak ayal, sejumlah kalangan pun mengusulkan perlunya AD-ART bagi takmir masjid. Terutama bagi masjid-masjid besar yang memerlukan sistem pengelolaan yang lebih komplek. Namun, bukan berarti AD-ART tidak perlu bagi takmir masjid-masjid kecil, karena, bisa menjadi acuan atau kerangka dasar bagi pengurus dan jamaah dalam mengelola kegiatan masjid.

Meski dianggap penting, keberadaan AD-ART bagi takmir masjid tetap saja menimbulkan pro-kontra. Sebagian kalangan beranggapan AD/ART tidak mutlak diperlukan, karena, dasar pengelolaan masjid sudah jelas. Yaitu, ayat-ayat dalam kitab suci Al qur'an. Apalagi, takmir masjid merupakan organisasi/kelembagaan sosial, bukan bersifat komersial, sehingga, membutuhkan AD-ART. Karenanya, persoalan-persoalan kegiatan masjid cukup diselesaikan melalui musyawarah bersama pengurus dan jamaah, dengan mengacu pada "fatwa" imam masjid.

Di sejumlah tempat, terutama di pedesaan, profil imam masjid memang masih mendominasi dan menjadi sumber acuan utama berbagai persoalan. Namun, terlepas dari pro-kontra tersebut, jika anda menginginkan adanya AD-ART bagi takmir masjid anda, berikut kami sampaikan contoh dan kiat-kiat pembuatannya (sebagaimana dikutip dari http://www.immasjid.com/ )


KONSTITUSI ORGANISASI

TIAP TA’MIR MASJID PERLU MEMILIKI ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) SEBAGAI KONSTITUSI ORGANISASI, YANG MENJADI ACUAN KERANGKA DASAR BAGI JAMA’AH DALAM MENGELOLA AKTIVITAS KEMASJIDAN. AD DAN ART DIRUBAH, DISEMPURNAKAN DAN DITETAPKAN DALAM FORUM MUSYAWARAH JAMA’AH.

ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR TERDIRI DARI PEMBUKAAN, BAB-BAB DAN PASAL-PASAL, ANTARA LAIN:
- MUQADDIMAH.
- NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN.
- ASAS, TUJUAN, USAHA, VISI DAN MISI.
- FUNGSI, PERAN DAN TUGAS SERTA KEANGGOTAAN.
- STRUKTUR ORGANISASI DAN PERBENDAHARAAN.
- PERUBAHAN ANGGARAN DASAR, PEMBUBARAN ORGANISASI,
ATURAN TAMBAHAN DAN PENGESAHAN ANGGARAN DASAR.

ANGGARAN DASAR

1. MUQADDIMAH

(MUQADDIMAH MEMILIKI NILAI-NILAI FILOSOFI DASAR ISLAM, HUBUNGAN MAKHLUQ DAN KHALIQ-NYA, PENGABDIAN
KEPADA ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA, MISI KEMANUSIAAN, UKHUWAH, KEBERSAMAAN, SEMANGAT DAN PERJUANGAN
SERTA DEKLARASI. DIPILIH KALIMAT YANG FILOSOFIS, KENTAL DENGAN NUANSA ISLAM DAN MEMILIKI GHIRAH ISLAMIYAH YANG KUAT)

2. NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN

NAMA :
(DIPILIH NAMA YANG BAIK, INDAH, BERMAKNA, MEMILIKI KORELASI DENGAN NAMA MASJID DAN MEWAKILI ASPIRASI JAMA’AH).

WAKTU :
(MENUNJUKKAN BERAPA LAMA TA’MIR MASJID TERSEBUT DIWUJUDKAN SECARA FORMAL DAN DIJAGA EKSISTENSINYA; SEBAIKNYA DICANTUMKAN TANGGAL DIDIRIKAN BAIK HIJRIYAH MAUPUN MILADIYAH).

TEMPAT KEDUDUKAN :
(MENUNJUKKAN LOKASI MASJID DAN KANTOR SEKRETARIAT. MERUPAKAN ALAMAT LENGKAP YANG TERDIRI DARI NAMA JALAN DAN KOTA DOMISILI).

3. ASAS, TUJUAN DAN USAHA

ASAS :
(MENYEBUTKAN ASAS ISLAM YANG BERSUMBER PADA AL QURAAN DAN AS SUNNAH, SEKALIGUS MERUPAKAN IDEOLOGI ORGANISASI TA’MIR MASJID)

TUJUAN :
(TUJUAN PUNCAK/ ULTIMATE GOAL TA’MIR MASJID DISESUAIKAN DENGAN KEHENDAK ALLAH DALAM MENCIPTAKAN MANUSIA; REDAKSINYA SIMPLE, MUDAH DIINGAT, DIHAFAL DAN MEMILIKI NILAI PERJUANGAN).

DAN AKU TIDAK MENCIPTAKAN JIN DAN MANUSIA MELAINKAN SUPAYA MEREKA MENYEMBAH-KU. (QS 51:56, ADZ DZAARIYAAT).

USAHA :
(MERUPAKAN MANIFESTASI AKTIVITAS YANG AKAN DILAKSANAKAN OLEH TA’MIR MASJID, DISESUIKAN DENGAN KEMAUAN, KEBUTUHAN DAN KEMAMPUAN JAMA’AH DALAM MEREALISASIKANNYA. JENIS USAHA ORGANISASI TA’MIR MASJID BISA DISEBUTKAN LEBIH DARI SATU, TERGANTUNG DARI MACAM-MACAM USAHA YANG AKAN DILAKSANAKAN)

4. VISI DAN MISI

VISI :
(MEMBERI GAMBARAN EKSISTENSI SEKARANG DAN MASA DEPAN; SEBAIKNYA DINYATAKAN DALAM KALIMAT YANG SINGKAT, PADAT, JELAS, KONSEPSI PEMIKIRANNYA LUAS, MUDAH DIMENGERTI DAN DIPAHAMI.VISI ORGANISASI TA’MIR MASJID HARUS AKTUAL SEKARANG MAUPUN MASA AKAN DATANG, MEMILIKI NILAI KOMPETITIF DAN REALISTIS).

MISI :
(MERUPAKAN ALUR UTAMA PERJUANGAN MENCAPAI TUJUAN YANG DIPERLUKAN UNTUK MEMBUAT VISI MENJADI SUATU REALITA; ORGANISASI TA’MIR MASJID BISA MEMILIKI LEBIH DARI SATU MISI. SELURUH AKTIVITAS ORGANISASI DILAKUKAN DALAM RANGKA MENCAPAI MISI YANG TELAH DITETAPKAN; PERNYATAAN MISI SEHARUSNYA PENDEK, JELAS DAN LENGKAP).

5. FUNGSI, TUGAS DAN PERAN

(FUNGSI, PERAN DAN TUGAS ORGANISASI TA’MIR MASJID HARUS MEMILIKI KORELASI DENGAN ISLAM DAN UMATNYA, SEHINGGA NANTINYA DAPAT MENJADI DAYA DORONG PARA AKTIVISNYA DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN. FUNGSI, PERAN DAN TUGAS HARUS DIRUMUSKAN DENGAN JELAS, DAN MUDAH DISOSIALISASIKAN KEPADA JAMA’AH).

6. KEANGGOTAAN

(JAMA’AH ADALAH WARGA MUSLIM DAN KELUARGANYA YANG BERDOMISILI DI SEKITAR MASJID. KEANGGOTAAN JAMA’AH MASJID DAN KRITERIANYA HARUS JELAS, KARENA ITU DIATUR SECARA LEBIH DETAIL DALAM ANGGARAN RUMAH TANGGA).

7. STRUKTUR ORGANISASI DAN PERBENDAHARAAN

(STRUKTUR ORGANISASI MENUNJUKKAN LEMBAGA KEKUASAAN, KEPEMIMPINAN DAN KEPENGURUSAN BERKAITAN DENGAN WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB SERTA AMANAH ORGANISASI. LEMBAGA KEKUASAAN TERTINGGI TA’MIR MASJID HARUS DIMILIKI OLEH JAMA’AH, BUKAN SESEORANG ATAU SEKELOMPOK ORANG TERTENTU).

(PERBENDAHARAAN MENUNJUKKAN KEKAYAAN TAMIR MASJID DAN CARA-CARA MEMPEROLEHNYA.PERBENDAHARAAN ATAU KEKAYAAN DIPEROLEH DENGAN CARA YANG HALAL DAN TIDAK MEMPENGARUHI INDEPENDENSI ORGANISASI).


8. PERUBAHAN, PEMBUBARAN DAN ATURAN TAMBAHAN

(MENUNJUKKAN LEMBAGA YANG BERWENANG UNTUK MERUBAH ANGGARAN DASAR DAN MEMBUBARKAN ORGANISASI TA’MIR MASJID.KEKUASAN JAMA’AH DALAM MUSYAWARAH JAMA’AH ADALAH MERUPAKAN FORUM TERTINGGI).

(ATURAN TAMBAHAN DIATUR DALAM KONSTITUSI ORGANISASI ATAU PERATURAN YANG LAINNYA SELAMA TIDAK BERTENTANGAN DENGAN AD. BEBERAPA PASAL BISA DIPERJELAS SECARA DETAIL DALAM ART DAN PEDOMAN DASAR ORGANISASI/ PDO).

9. PENGESAHAN ANGGARAN DASAR

(DISEBUTKAN ACARA, WAKTU DAN TEMPAT PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DILAKUKAN; BIASANYA TERKAIT ERAT DENGAN PENYELENGGARAAN MUSYAWARAH JAMA’AH. PENGESAHAN MERUPAKAN BUKTI LEGAL BERLAKUNYA ANGGARAN DASAR BAGI ORGANISASI TA’MIR MASJID).

(SEBAIKYA DISEBUTKAN FORUM PENGESAHAN ANGGARAN DASAR, TANGGAL HIJRIYAH DAN MILADIYAH SERTA ALAMAT JALAN LENGKAP DENGAN KOTANYA).

DIIKUTI DENGAN PENANDATANGANAN PENGESAHAN
OLEH REPRESENTASI JAMA’AH.


ANGGARAN RUMAH TANGGA

BEBERAPA PASAL DALAM AD YANG BELUM JELAS, DAPAT DIPERJELAS DALAM ART, ANTARA LAIN:

- KEANGGOTAAN.
- ORGANISASI.
- WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB.
- IDENTITAS.
- ATURAN TAMBAHAN DAN PENGESAHAN.

1. KEANGGOTAAN DAN ORGANISASI

(PENJELASAN KEANGGOTAAN, TENTANG:
- KRITERIA JAMAAH.
- SYARAT-SYARAT KEANGGOTAAN JAMA’AH.
- STATUS KEANGGOTAAN JAMA’AH.
- HAK DAN KEWAJIBAN JAMA’AH).

(PENJELASAN ORGANISASI, TENTANG:
- MUSYAWARAH JAMA’AH DAN KRITERIA PESERTANYA.
- STRUKTUR BADAN PENGURUS DAN FORMASINYA.
- PEMILIHAN DAN PENGESAHAN PENGURUS).

2. WEWENANG, TANGGUNGJAWAB DAN IDENTITAS

(MERUMUSKAN WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB PENGURUS TA’MIR MASJID SEBAGAI PELAKSANA AKTIVITAS ORGANISASI. PENJELASAN YANG AGAK DETAIL MENGENAI WEWENANG DAN TANGGUNGJAWAB SANGAT DIPERLUKAN, AGAR PENGURUS TIDAK CANGGUNG DALAM MENGELOLA ORGANISASI).

(MENERANGKAN BERBAGAI IDENTITAS YANG DIMILIKI ORGANISASI TA’MIR MASJID, MISALNYA:
- LOGO.
- BENDERA.
- PAKAIAN SERAGAM.
- DAN LAIN SEBAGAINYA).

3. ATURAN TAMBAHAN DAN PENGESAHAN

(DALAM ATURAN TAMBAHAN, HAL-HAL YANG BELUM DIATUR DAPAT DIBUAT DALAM PERATURAN TERSENDIRI YANG MERUPAKAN TAFSIR ATAU DERIVASI DARI ART, MISALNYA DALAM PEDOMAN DASAR ORGANISASI, INSTRUKSI KERJA DAN FORMAT-FORMAT ISIAN).

(SEBAIKYA DISEBUTKAN FORUM PENGESAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA, TANGGAL HIJRIYAH DAN MILADIYAH SERTA ALAMAT JALAN LENGKAP DENGAN KOTANYA).

DIIKUTI DENGAN PENANDATANGANAN PENGESAHAN
OLEH REPRESENTASI JAMA’AH.